RI Alami Deflasi, Bagaimana Negara ASEAN Lain?

CNN Indonesia
Selasa, 03 Sep 2024 16:38 WIB
Indonesia mengalami deflasi selama 4 bulan beruntun sejak Mei 2024. Bagaimana dengan negara tetangga seperti Malaysia hingga Singapura?
Indonesia mengalami deflasi selama 4 bulan beruntun sejak Mei 2024. Bagaimana dengan negara tetangga seperti Malaysia hingga Singapura? (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Indonesia mengalami deflasi selama empat bulan berturut-turut sepanjang 2024.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat fenomena ini dimulai sejak Mei 2024 sebesar 0,03 persen (month to month/mtm). Kemudian di Juni 2024 ke level 0,08 persen dan di Juli 2024 menembus 0,18 persen.

Lalu, pada Agustus sebesar sebesar 0,03 persen. Sedangkan secara tahunan (year on year/yoy) mencatatkan inflasi 2,12 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan Indonesia sering berada di fase tersebut. Setidaknya ada tiga waktu berbeda di mana fenomena deflasi selama beberapa bulan beruntun melanda ekonomi Indonesia dan semua berkaitan dengan krisis.

Tiga waktu Indonesia mengalami deflasi yakni pada masa krisis moneter (krismon) 1998, krisis ekonomi global 2008, dan saat pandemi covid-19 menyerang.

Lantas bagaimana perbandingan kondisi inflasi di Indonesia dengan negara ASEAN lainnya?

Malaysia

Melansir Trading Economics, Malaysia mengalami inflasi 0,10 persen (mtm) pada Juli 2024. Sedangkan secara tahunan, inflasi Malaysia tercatat sebesar 2 persen.

Inflasi Malaysia secara tahunan tersebut lebih rendah dari dari ekspektasi pasar sebesar 2,1 persen. Inflasi didorong oleh harga makanan yang meningkat 1,6 persen.

Kemudian, minuman beralkohol dan tembakau (0,9 persen), perumahan (3,2 persen), pemeliharaan rumah tangga (0,9 persen), kesehatan (1,9 persen), transportasi (1,2 persen), komunikasi (0,5 persen), rekreasi (2,2 persen), pendidikan (1,7 persen), dan aneka barang dan jasa (3,2 persen).

Sementara itu pada saat yang sama harga pakaian turun 0,2 persen.

2. Singapura

Singapura tercatat mengalami deflasi secara bulanan sebesar 0,3 persen pada Juli 2024. Sedangkan secara tahunan Singapura mengalami inflasi 2,4 persen secara tahunan.

Inflasi Singapura secara tahunan lebih rendah dari perkiraan sebesar 2,5 persen. Inflasi didorong oleh kenaikan harga pangan sebesar 2,7 persen, biaya perumahan dan utilisasi (3,7 persen), transportasi (1,4 persen), layanan kesehatan (3,9 persen), rekreasi dan budaya (3,1 persen), pendidikan (3,3 persen), dan aneka barang dan jasa (0,8 persen).

Pada saat yang sama, harga pakaian turun 1,5 persen.

3. Thailand

Thailand mengalami deflasi 0,31 persen (mtm) pada Juni 2024. Sedangkan secara tahunan, inflasi Thailand tercatat sebesar 0,83 persen pada Juli 2024.

Inflasi Thailand secara tahunan tersebut lebih rendah dari dari ekspektasi pasar sebesar 2,1 persen. Inflasi didorong oleh harga makanan yang meningkat 1,6 persen.

Inflasi melampaui ekspektasi pasar sebesar 0,70 persen, tetapi tetap di bawah kisaran target bank sentral sebesar 1 persen hingga 3 persen. Kenaikan inflasi didorong oleh kenaikan harga makanan dan minuman non-alkohol sebesar 1,27 persen, khususnya harga sayur-sayuran dan buah-buahan sebesar 4,24 persen.

Sebaliknya, harga produk non-makanan melambat menjadi 0,5 persen karena moderatnya biaya transportasi menjadi 2,01 persen dan deflasi pada sektor perumahan sebesar 0,85 persen.

[Gambas:Video CNN]

(fby/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER