Konglomerat asal India Ratan Tata meninggal dunia di usia 86 tahun pada Rabu (9/10) waktu setempat. Mantan pimpinan Tata Group ini merupakan salah satu pengusaha yang sukses membawa bisnisnya berkembang pesat hingga ke kancah global.
Dilansir Reuters, sebelum wafat, Tata sempat menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Mumbai, India.
"Dengan rasa kehilangan yang mendalam, kami mengucapkan selamat tinggal kepada Tn. Ratan Naval Tata, seorang pemimpin yang benar-benar luar biasa yang kontribusinya yang tak terukur telah membentuk tidak hanya Tata Group tetapi juga tatanan negara kita," tulis perusahaan dalam keterangan resmi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah tokoh publik menyampaikan ucapan bela sungkawa atas meninggalnya Tata. Salah satunya Perdana Menteri Narendra Modi.
Lihat Juga : |
Menurut Modi, Tata adalah seorang pemimpin bisnis yang visioner, jiwa yang penuh kasih sayang, dan manusia yang luar biasa.
"Sangat sedih atas kepergiannya. Pikiran saya bersama keluarga, teman, dan pengagumnya di saat yang menyedihkan ini," ujar Modi melalui unggahan akun X-nya.
Setelah lulus dengan gelar arsitektur di Universitas Cornell, Tata kembali ke India dan pada 1962 mulai bekerja untuk kelompok yang didirikan oleh kakek buyutnya hampir seabad sebelumnya.
Ia bekerja di beberapa perusahaan Tata, termasuk Telco, sekarang Tata Motors Ltd (TAMO.NS), opens new tab, serta Tata Steel Ltd (TISC.NS), opens new tab, kemudian menorehkan prestasi dengan menghapus kerugian dan meningkatkan pangsa pasar di unit grup National Radio & Electronics Company.
Pada 1991, Tata mengambil alih pimpinan perusahaan konglomerat tersebut saat pamannya JRD Tata mengundurkan diri - penyerahan tongkat estafet terjadi tepat saat India memulai reformasi radikal yang membuka ekonominya bagi dunia dan mengawali era pertumbuhan tinggi.
Dalam salah satu langkah pertamanya, Tata berupaya mengendalikan kekuasaan beberapa pimpinan perusahaan Tata Group, memberlakukan usia pensiun, mempromosikan orang yang lebih muda ke posisi senior, dan meningkatkan kendali atas perusahaan.
Pada 2000, Tata Group membeli membeli perusahaan teh Inggris Tetley senilai US$432 juta dan pembuat baja Anglo-Belanda Corus pada 2007 seharga US$13 miliar. Kala itu, langkah tersebut merupakan pengambilalihan perusahaan asing terbesar oleh perusahaan India.
Tata Motors kemudian mengakuisisi merek mobil mewah Inggris Jaguar dan Land Rover dari Ford Motor Co (FN) pada seharga US$2,3 miliar.
Kendati, kepemimpinan Tata di perusahaan tidak lepas dari kontroversi - terutama perseteruan publik yang sengit setelah perusahaan tersebut menggulingkan Cyrus Mistry, keturunan dari klan miliarder Shapoorji Pallonji, sebagai ketua Tata Sons pada 2016.
Tata Group mengatakan Mistry telah gagal membalikkan keadaan bisnis yang berkinerja buruk sementara Mistry menuduh Ratan Tata, yang merupakan ketua emeritus konglomerat tersebut, ikut campur dan menciptakan pusat kekuatan alternatif di grup tersebut.
Setelah ia mundur dari Tata Group, Ratan Tata dikenal sebagai investor terkemuka di perusahaan rintisan India, mendukung banyak perusahaan termasuk perusahaan pembayaran digital Paytm (PAYT.NS), Ola Electric, unit dari perusahaan taksi daring Ola, dan penyedia layanan rumah dan kecantikan Urban Company.
Di antara sekian banyak penghargaan yang diterimanya, ia menerima Padma Vibhushan, penghargaan sipil tertinggi kedua di India, pada 2008 untuk layanan yang luar biasa dan terhormat dalam perdagangan dan industri.