Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenang tingkat kepuasan publik kepadanya sempat turun saat ia menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sekitar 10 tahun lalu. Hal itu tercermin dari indeks kepuasan (approval rating) yang turun dari 72 persen ke 43 persen.
"Kembali ke 10 tahun lalu, saya ingat dulu waktu pengalihan subsidi BBM. Subsidinya kita potong tapi harganya tentu naik. Saat itu saya ingat approval rating saya 72 karena menaikkan BBM, jatuh melorot menjadi 43 persen.Tapi sudah saya hitung itu sebuah risiko yang harus saya ambil," katanya dalam Kompas 100 CEO di Ibu Kota Nusantara (IKN), Jumat (11/10).
Jokowi mengatakan langkah itu membuat ruang fiskal bertambah Rp170 triliun. Ruang fiskal secara umum merupakan ketersediaan ruang dalam anggaran yang memampukan pemerintah menyediakan dana untuk tujuan tertentu tanpa menciptakan permasalahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggaran itu lah yang dipakai pemerintah untuk membangun infrastruktur. Jokowi pun memamerkan infrastruktur yang berhasil dibangun selama 10 tahun kepemimpinannya. Di antaranya jalan desa sepanjang 366 kilometer (km). Kendati, ia menilai angka itu sebenarnya masih kecill.
"Coba kita lihat jumlah desa di Indonesia itu ada 74.800 desa, kalau (jalan) yang dibangun ada 366 ribu, artinya satu desa hanya 4 km, 5 km. Logis enggak? Justru kurang menurut saya. Harusnya tidak segitu. Harusnya bisa dua kali atau tiga kali dari yang sekarang," katanya.
Infrastruktur lainnya adalah 6.800 embung, 14.700 pasar desa, 46 ribu posyandu, dan 2.433 km jalan tol.
Khusus jalan tol, sambung Jokowi, jumlahnya melonjak tajak dalam 10 tahun terakhir.
"Kalau kita ingat sejak 1978 Jagorawi dibangun sampai 10 tahun yang lalu itu hanya 780 km. Selama 40 tahun lebih hanya 780 km," kata Jokowi.