Jurus Bahlil Kerek Produksi Migas RI

CNN Indonesia
Senin, 14 Okt 2024 13:17 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap sejumlah jurus untuk mengerek produksi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap sejumlah jurus untuk mengerek produksi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkap sejumlah jurus untuk mengerek produksi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia.

Mulanya, Bahlil mengatakan pada 1996-1997 lifting minyak menyentuh 1,6 juta barrel oil per day (BOPD) dengan kontribusi kepada pendapatan negara sekitar 40 persen-50 persen.

Namun jumlah tersebut terus menerus mengalami penurunan hingga kini produksi minyak Indonesia hanya 600 ribu BOPD. Maka itu, kini Indonesia mengimpor kurang lebih sekitar 900 ribu hingga 1 juta BOPD guna memenuhi konsumsi minyak dalam negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi apa yang terjadi di 1996-1997, kita ekspor. Sekarang berbalik, kita impor dengan jumlah yang sama. Ini kira-kira masalah negara kita," kata Bahlil dalam acara Repnas National Conference & Awarding Night di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Senin (14/10).

Maka itu, ia memaparkan sejumlah upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi penurunan jumlah produksi migas dalam negeri.

Pertama, mengoptimalkan sumur-sumur di Indonesia, baik yang ada maupun yang ideal. Bahlil menekankan jika sumur yang idle (menganggur) dibiarkan begitu saja, penurunan produksi bisa mencapai 7 persen-15 persen.

"Maka saya membuat keputusan adalah pertama, dari total lifting kita 600 ribu barrel per day, itu Pertamina yang 65 persen, sekitar 400 ribu, 25 persennya itu ExxonMobil. Maka saya tanya kepada Exxon, apa yang membuat kamu punya target, 100 ribu menjadi 150 ribu BOPD? Ternyata ada intervensi teknologi," kata dia.

Penggunaan berbagai teknologi dan teknik produksi seperti fracking, EOR, horizontal drilling untuk peningkatan produksi minyak di lapangan eksisting.

Kedua, reaktivasi sumur idle. Bahlil mengatakan dari 44.900 sumur di Indonesia, yang aktif dan idle hanya 16.990 sumur. Setelah dirinci kembali, hanya ada 4.495 sumur yang bisa dioptimalkan untuk mendorong penambahan produksi minyak.

Ketiga, eksplorasi migas di Indonesia Timur. Menurutnya, wilayah Indonesia Timur masih memiliki potensi penemuan cadangan baru. Maka itu, pemerintah akan mendorong percepatan melalui skema kerja sama dan insentif yang lebih menarik.

"Supaya apa? Investor bisa masuk. Kalau tidak ada tawaran yang lebih kompetitif, dibandingkan dengan negara lain dan negara kita, bagaimana investor bisa masuk?" kata dia.

[Gambas:Video CNN]



(sfr/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER