Jadi Pemberi Utang Terbesar, BCA Buka Suara soal Pailit Sritex

CNN Indonesia
Senin, 28 Okt 2024 15:05 WIB
BCA yang merupakan pemberi utang terbesar ke Sritex menyatakan akan menghormati proses hukum usai raksasa tekstil itu dipailitkan.
BCA yang merupakan pemberi utang terbesar ke Sritex menyatakan akan menghormati proses hukum usai raksasa tekstil itu dipailitkan. (Foto: detikcom/Ari Saputra)
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) buka suara mengenai PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang, Jawa Tengah.

Bank swasta terbesar di Indonesia itu merupakan pemberi pinjaman utang terbesar ke raksasa tekstil tersebut.

Berdasarkan laporan keuangan Sritex per Juni 2024, utang Sritex ke bank swasta terbesar Tanah Air itu sebesar US$82 juta atau Rp1,29 triliun (kurs Rp15.744 per dolar AS).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F Haryn menyatakan pihaknya akan menghormati putusan hukum pengadilan niaga, juga langkah kasasi yang ditempuh Sritex soal pailit.

"BCA juga menghargai langkah hukum kasasi yang sedang diajukan oleh debitur (Sritex) yang bersangkutan," ujar Hera dalam keterangan resmi, Senin (28/10).

Menurutnya, BCA terbuka untuk berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk dengan pihak kurator yang ditunjuk oleh pihak pengadilan.

PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex yang kini berstatus pailit tercatat memiliki utang kepada 28 bank, termasuk PT Bank Central Asia Tbk (BCA).

Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2024, utang Sritex ke bank swasta terbesar RI itu sebesar US$82 juta atau Rp1,29 triliun (kurs Rp15.744 per dolar AS).

Tak hanya BCA, Sritex juga punya utang ke bank lainnya di antaranya State Bank of India, Singapore Branch, Citibank N.A., Indonesia, PT Bank Muamalat Indonesia, PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk.

Kemudian, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, Standard Chartered Bank, PT Bank Permata Tbk, PT Bank China Construction Indonesia Tbk, PT Bank DKI, dan Bank Emirates NBD.

Adapun total utang Sritex mencapai US$1,6 miliar atau Rp25 triliun. Utang Sritex tersebut terbagi atas jangka pendek sebesar US$131,42 juta dan jangka panjang US$1,47 miliar. Utang didominasi oleh utang bank dan obligasi.

Jumlah utang Sritex lebih besar dari aset. Total aset perusahaan tercatat hanya US$653,51 juta atau sekitar Rp10,12 triliun.

Berikut daftar 28 bank yang utangi Sritex:

1. PT Bank Central Asia Tbk US$82 juta
2. State Bank of India, Singapore Branch US$43 juta
3. PT Bank QNB Indonesia Tbk US$37 juta
4. Citibank N.A., Indonesia US$36 juta
5. PT Bank Mizuho Indonesia US$34 juta
6. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk US$33 juta
7. PT Bank Muamalat Indonesia US$25 juta
8. PT Bank CIMB Niaga Tbk US$25 juta
9. PT Bank Maybank Indonesia Tbk US$25 juta
10. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah US$ 24 juta
11. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk US$24 juta
12. MUFG Bank Ltd US$24 juta
13. Bank of China (Hong Kong) Limited US$22 juta
14. PT Bank KEB Hana Indonesia US$22 juta

15. Taipei Fubon Commercial Bank Co, Ltd US$20 juta
16. Woori Bank Singapore Branch US$20 juta
17. Standard Chartered Bank US$20 juta
18. PT Bank DBS Indonesia US$18 juta
19. PT Bank Permata Tbk US$17 juta
20. PT Bank China Construction Indonesia Tbk US$15 juta
21. PT Bank DKI US$9,1 juta
22. Bank Emirates NBD US$9 juta
23. ICICI Bank Ltd Singapore Branch US$7 juta
24. PT Bank CTBC Indonesia US$7 juta
25. Deutsche Bank AG US$6,9 juta
26. PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk US$5 juta
27. PT Bank Danamon Indonesia Tbk US$4,5 juta
28. PT Bank SBI Indonesia US$4,4 juta.

[Gambas:Video CNN]

(pta/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER