Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengajak Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto dan jajaran untuk setop boros pangan melalui B2SA.
Bos Badan Pangan itu mengatakan B2SA adalah program pola konsumsi beragam, bergizi, seimbang, dan aman.
"Kami turut mengajak bapak ibu ketua (Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto) dan para anggota Komisi IV juga untuk mengubah perilaku konsumsi dengan menerapkan pola konsumsi B2SA," ucapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta Pusat, Selasa (19/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berikutnya, kita juga tidak henti-henti mengampanyekan setop boros pangan serta belanja bijak untuk dapat mengurangi food loss and (food) waste, menjaga stabilitas harga pangan, dan menumbuhkan toleransi kepada masyarakat yang lebih membutuhkan," ajak Arief kepada Titiek Cs.
Ia lalu menyinggung soal hasil RDP dengan Komisi IV DPR RI pada 6 November 2024 lalu. Arief mengatakan DPR RI mendorong Bapanas untuk menginisiasi RUU Penyelamatan Pangan. Arief menegaskan pihaknya sudah menindaklanjuti arahan tersebut.
"Kami telah melakukan rapat pembahasan persiapan penyusunan RUU Penyelamatan Pangan dengan para pakar, Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Kementerian Hukum, serta Biro Organisasi, SDM, dan Hukum (OSH) Bapanas," tandasnya.
Pada Juli 2023 lalu, Bapanas sempat mengutip studi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas). Bappenas mencatat total sampah makanan Indonesia mencapai 23 juta ton sampai 48 juta ton per tahun selama periode 2000-2019.
Jika tidak terbuang, sampah makanan itu semestinya bisa menghidupi 61 juta orang-125 juta orang. Ini setara 29 persen hingga 47 persen populasi rakyat Indonesia.
Secara ekonomi, sisa makanan yang terbuang percuma itu membuat Indonesia rugi US$36,6 miliar atau setara Rp551 triliun.
(skt/pta)