Boeing PHK 2.500 Karyawan
Boeing akan memutus hubungan kerja (PHK) 2.500 karyawan di negara bagian Washington, Oregon, Carolina Selatan dan Missouri, Amerika Serikat (AS).
PHK kali ini merupakan bagian dari rencana Boeing untuk memangkas 17 ribu pekerja atau 10 persen dari total tenaga kerja globalnya.
Melansir Reuters, Senin (18/11), PHK menyasar 2.200 pekerja di Washington, 220 pekerja di Carolina Selatan, serta sisanya di Oregon dan Missouri.
produsen pesawat asal AS itu mengatakan karyawan yang terdampak PHK akan tetap menerima gaji Boeing hingga 17 Januari, untuk mematuhi persyaratan federal untuk memberi tahu karyawan setidaknya 60 hari sebelum mereka berhenti bekerja.
Sebelumnya, Boeing mengatakan keputusan memangkas 17 ribu pekerja diambil lantaran kondisi keuangan yang buruk. Hal itu tak lepas dari aksi mogok pekerja yang berujung pada berhentinya produksi pesawat Boeing 737 Max, 767, dan 777.
"Kami mengatur ulang tingkatan tenaga kerja kami untuk menyesuaikan pada kenyataan keuangan dan agar lebih fokus pada sejumlah prioritas," ujar CEO Boeing Kelly Ortberg, Jumat (11/10).
"Dalam beberapa bulan ke depan, kami berencana mengurangi jumlah pekerja kami sekitar 10 persen," lanjutnya.
Selain itu, Ortberg memastikan perusahaan menunda peluncuran 777X ke 2026. Selain karena persoalan sertifikasi, pesawat baru itu harus ditunda karena uji terbang terhenti dan pekerjaan terhenti
Tak hanya itu, perusahaan juga akan menghentikan program kapal barang 767 pada 2027.
Selama beberapa tahun terakhir, perusahaan memang mengalami masalah finansial dan hubungan dengan para karyawannya. Per kuartal II 2024, perusahaan menelan kerugian US$5 miliar atau sekitar Rp77,8 triliun.
(fby/pta)