Prabowo Ingin Belajar dari Uni Emirat Arab Demi Perbesar Kapasitas INA

CNN Indonesia
Minggu, 24 Nov 2024 12:53 WIB
Presiden Prabowo Subianto ingin belajar dari Persatuan Emirat Arab (PEA) untuk memperbesar kapasitas SWF Indonesia Investment Authority (INA).
Presiden Prabowo Subianto ingin belajar dari Persatuan Emirat Arab (PEA) untuk memperbesar kapasitas SWF Indonesia Investment Authority (INA). (AFP/BRENDAN SMIALOWSKI).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Prabowo Subianto ingin belajar dari Persatuan Emirat Arab (PEA) untuk memperbesar kapasitas Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia Investment Authority (INA).

Prabowo menyampaikan minat tersebut di depan Presiden PEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) saat kunjungan kenegaraan di Istana Kepresidenan Qasr Al Watn, Abu Dhabi, Sabtu (23/11).

"Kami ingin membuat sovereign wealth fund kami jauh lebih besar, dan kami juga ingin belajar dari pengalaman Uni Emirat Arab," kata Prabowo dalam tayangan yang diunggah YouTube Sekretariat Presiden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada kesempatan itu, Prabowo juga mengajak PEA aktif berpartisipasi dalam perekonomian Indonesia. Terlebih keduanya memiliki banyak persamaan kepentingan.

"Kita bisa bekerja di beberapa bidang dan kami ingin mengundang Uni Emirat Arab untuk aktif berpartisipasi dalam ekonomi kami," ujar Prabowo.

Menurut Prabowo, salah satu penyebab PEA bisa berkembang adalah kepemimpinan Presiden MBZ.

"Kami di Indonesia memandang Yang Mulia sebagai pemimpin yang sangat berhasil, pemimpin yang punya visi jauh ke depan, yang sudah terbukti membawa kemajuan modernisasi yang sangat pesat kepada negara Emirates, dan kami ingin belajar dari Yang Mulia," ujar Prabowo.

Pada kesempatan sama, Presiden MBZ mengungkapkan hubungan PEA dengan Indonesia sudah berlangsung lama dan ia meyakini hubungan kedua negara akan semakin baik ke depan.

"Kita sudah saling mengenal sekian tahun dan saya bangga dengan hubungan ini. Insyaallah hubungan ini semakin membaik dan berkembang bagi kedua bangsa dan negara di tahun-tahun mendatang," terang MBZ.

INA resmi dibentuk pada Desember 2020 lalu melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73 Tahun 2020 tentang Lembaga Pengelola Investasi.

Pemerintah juga merilis PP Nomor 74 Tahun 2020 tentang Modal Awal Lembaga Pengelola Investasi. Kedua beleid diteken Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 14 Desember 2020 dan diundangkan pada 15 Desember 2020.

Aturan tersebut menjelaskan LPI adalah lembaga yang diberikan kewenangan khusus dalam rangka pengelolaan investasi pemerintah pusat.

Tujuan pembentukan lembaga ini adalah meningkatkan dan mengoptimalkan nilai investasi yang dikelola secara jangka panjang dalam rangka mendukung pembangunan secara berkelanjutan.

Untuk menjalankan tugasnya, INA mendapatkan modal dari pemerintah yang seluruhnya dipenuhi dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar US$ 5 miliar atau sekitar Rp75 triliun.

Modal digelontorkan secara bertahap mulai 2021. Sejak itu, INA secara konsisten menunjukkan performa yang baik dan bertumbuh. Di 2023, INA mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,3 triliun, meningkat sebesar 64 persen dibandingkan dengan tahun lalu. 

Selain INA, pemerintah tahun ini juga membentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang digadang-gadang akan mengelola aset 7 BUMN raksasa.

(sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER