Dorong Asta Cita, SGAR Mempawah Pacu Pertumbuhan Ekonomi Lokal
Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase I di Mempawah menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat sekaligus mendukung visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam membangun ekonomi dari daerah. Fasilitas yang dikelola BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID ini tidak hanya berperan strategis dalam rantai pasok aluminium nasional, tetapi juga memberikan dampak signifikan bagi perekonomian lokal.
Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf, menyampaikan bahwa SGAR dirancang untuk dapat memberikan dampak nyata hingga ke masyarakat daerah. Terlebih lagi, masyarakat di daerah merupakan salah satu pemangku kepentingan utama yang dapat memastikan keberlanjutan hilirisasi bauksit di masa depan.
"MIND ID berkomitmen untuk terus memberikan nilai tambah bagi perekonomian daerah sehingga manfaat dari hilirisasi bauksit dapat dirasakan seluruh masyarakat sesuai dengan amanat Undang-Undang, dan semangat dari Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (22/1).
Kehadiran SGAR telah mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Kalimantan secara konsisten. Data BPS menunjukkan tren positif dengan peningkatan dari 3,18% pada 2021 menjadi 4,94% pada 2022, dan terus meningkat mencapai 5,43% pada 2023.
Hingga kuartal ketiga 2024, pertumbuhan ekonomi kawasan ini bahkan mencapai 5,52%. Dampak langsung SGAR terhadap penyerapan tenaga kerja juga sangat signifikan.
Selama masa pembangunan, proyek ini menyerap lebih dari 2.000 pekerja dengan 70% merupakan tenaga kerja lokal. Dalam fase operasional, SGAR mempekerjakan 881 orang yang mayoritas berasal dari masyarakat sekitar.
PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI), operator SGAR, mengimplementasikan program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang komprehensif. Program ini mencakup pembentukan kelompok UKM Karang Taruna Trikarya dan UKM Ikan Laut, penyelenggaraan Pameran UKM, hingga pelatihan keterampilan dan digitalisasi pemasaran bagi pelaku UMKM lokal.
Kontribusi SGAR juga mencakup sektor pendidikan dan lingkungan. PT BAI menginisiasi program bantuan fasilitas sekolah, pelatihan teknis las beserta sertifikasi, dan kursus bahasa Inggris.
Di bidang lingkungan, perusahaan telah menanam 22.000 bibit mangrove dan melakukan penghijauan dengan melibatkan kelompok tani setempat.
"Program-program ini akan terus berlanjut, dan kami berharap dapat menjangkau kelompok masyarakat yang lebih luas, sehingga dampaknya semakin optimal," pungkas Heri.
Secara nasional, SGAR berperan strategis dalam mengurangi ketergantungan impor alumina dan mendorong swasembada aluminium. Fasilitas ini memungkinkan pengolahan bauksit di dalam negeri, mengurangi ekspor bahan mentah, sekaligus menghemat cadangan devisa negara.
Proyek SGAR diharapkan menjadi model pembangunan berbasis daerah yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus membawa Indonesia menuju era baru hilirisasi industri yang berdaya saing tinggi.
(rir)