Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menanggapi kabar yang menyebut mitra program makan bergizi gratis (MBG) di Tasikmalaya mundur karena tidak dibayar.
Dadan menegaskan tidak ada mitra yang telah bekerja sama dengan BGN yang mengundurkan diri.
"Sampai sejauh ini, yang sudah menjadi mitra Badan Gizi tidak ada yang mundur," ujar Dadan di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (4/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang mundur itu yang mendaftar, ketika diverifikasi tidak memenuhi syarat. Nah, itu yang mundur. Jadi, enggak ada yang sudah berjalan itu mundur, enggak ada," imbuhnya.
Ia mengatakan proses pembayaran berjalan sesuai prosedur. "Kami semua proses pembayarannya, ya," kata Dadan.
Isu mengenai mitra MBG yang mundur karena tidak menerima pembayaran sempat menjadi perbincangan publik setelah viral di media sosial.
Sejumlah unggahan menyebutkan bahwa beberapa dapur di Tasikmalaya memilih menghentikan kerja sama karena masalah pembayaran.
Sebelumnya, pembayaran kepada para mitra MBG sempat menggunakan sistem reimburse. Artinya, pengelola dapur harus menyediakan modal terlebih dulu, baru kemudian pemerintah mengganti uang tersebut.
Pengelola Satuan Pelaksanaan Pemenuhan Gizi (SPPG) Khusus Wong Solo 1 dan 2, Puspo Wardoyo, mengungkapkan biaya operasional dapurnya mencapai Rp250 juta per hari untuk menjalankan program makan bergizi gratis. Dia pun sempat mengeluhkan soal sistem pembayaran reimburse.
Namun, pada Sabtu (25/1), Dadan mengatakan pemerintah berupaya agar mitra program MBG tak lagi dibayar menggunakan sistem reimburse mulai Februari 2025. Menurutnya, pemerintah ingin membayar langsung biaya penyelenggaraan MBG ke rekening mitra-mitra BGN.
(del/tsa)