Rupiah Menguat ke Rp16.351 Usai Trump Tunda Tarif ke Kanada-Meksiko

Nilai tukar rupiah berada di level Rp16.351 per dolar AS pada Selasa (4/2) sore. Mata uang Garuda menguat 197 poin atau 0,59 persen dari perdagangan sebelumnya.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp16.365 per dolar AS.

Mata uang di kawasan Asia bervariasi. Peso Filipina menguat 0,56 persen, won Korea Selatan menguat 0,12 persen, dolar Singapura menguat 0,10 persen. Sedangkan yen Jepang melemah 0,36 persen, dan yuan China melemah 0,05 persen pada penutupan perdagangan sore ini.

Sementara itu, mata uang utama negara maju melemah. Tercatat euro Eropa melemah 0,35 persen, poundsterling Inggris melemah 0,33 persen, dan franc Swiss melemah 0,22 persen.

Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah menguat karena Presiden AS Donald Trump menunda rencana untuk mengenakan tarif perdagangan terhadap Kanada dan Meksiko. Penundaan tarif untuk Meksiko dan Kanada itu telah memberi ruang bagi sentimen risiko untuk membaik dan berkontribusi pada pelemahan dolar AS.

Rupiah juga menguat karena didorong Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur di Januari 2025 yang kembali mencatatkan kinerja solid dengan ekspansi di level 51,9, meningkat 1,37 persen dari Desember 2024 di level 51,2.

"Kenaikan produksi dan permintaan baru baik dari pasar domestik maupun mancanegara mendorong peningkatan ini," katanya kepada CNNIndonesia.com.

Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupiah fluktuatif tetapi bakal ditutup menguat di rentang Rp16.300 - Rp16.360 per dolar AS.