PT GNI Pastikan Keberlangsungan Bisnis, Jamin Operasional Optimal
PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) menegaskan bahwa operasional perusahaan tetap berjalan normal dan optimal di tengah isu masalah finansial perusahaan induknya di di Tiongkok. Perusahaan memastikan bahwa langkah strategis yang tengah dilakukan akan memperkuat struktur internal dalam menghadapi tantangan industri di masa depan.
Berikut informasi dari manajemen PT GNI terkait kelangsungan bisnisnya di Indonesia:
- Perusahaan saat ini mengalami perubahan manajemen operasional, di mana perubahan tersebut diharapkan dapat memperkuat struktur perusahaan dalam menghadapi tantangan industri ke depan.
- Perusahaan juga memahami bahwa belakangan ini terdapat banyak isu atau pemberitaan di media yang mengatakan bahwa Perusahaan berisiko untuk ditutup dengan alasan adanya permasalahan yang menimpa perusahaan induk di Tiongkok. Dengan ini, PT Gunbuster Nickel Industry menegaskan bahwa operasional Perusahaan tetap berjalan seperti biasa dan seoptimal mungkin.
- Perusahaan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil dilakukan dengan pertimbangan matang dan tujuan jangka panjang untuk kepentingan bersama. Perusahaan juga memahami bahwa proses transisi ini mungkin menimbulkan ketidaknyamanan bagi beberapa pihak. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin terjadi.
Sebagai informasi, dilansir dari CNBC Indonesia, Jiangsu Delong, salah satu pemain utama dalam industri baja tahan karat di Tiongkok, saat ini tengah berada di ambang kebangkrutan. Perusahaan yang didirikan oleh Dai Guofang pada 2010 di Kabupaten Xiangshui, Provinsi Jiangsu, mengoperasikan tiga pabrik peleburan dengan kapasitas produksi mencapai 5 juta metrik ton di Tiongkok dan 2,5 juta metrik ton di Indonesia.
Cabang usaha Jiangsu Delong di bidang pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di Indonesia, antara lain PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) yang berlokasi di Konawe, Sulawesi Tenggara, serta PT GNI di Morowali, Sulawesi Tengah. Pada 2022, perusahaan tersebut mencatatkan pendapatan sebesar 169,5 miliar yuan (US$23,4 miliar).
Ekspansi besar-besaran yang dilakukan di Indonesia diduga menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap ancaman kebangkrutan Jiangsu Delong. Peningkatan biaya, penurunan harga produk feronikel, serta kerugian dari usaha patungan di Indonesia, dengan kepemilikan saham sebesar 48% yang menyumbang kerugian bersih tahunan antara 1,8 hingga 2,2 miliar yuan, menjadi tantangan tersendiri.
Meskipun menghadapi situasi sulit di perusahaan induk, PT GNI menegaskan komitmennya untuk terus beroperasi secara normal dan menjaga stabilitas bisnis. Dengan struktur manajemen yang semakin diperkuat, perusahaan optimis dapat menghadapi dinamika pasar global dan memberikan kontribusi positif bagi industri nikel di Indonesia.
(rir)