PT Pertamina (Persero) berharap mengalami kenaikan profit setelah dikelola oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso merasa optimistis dengan kehadiran Danantara. Dia yakin Pertamina akan terus berkembang dengan dukungan Danantara.
"Mudah-mudahan ya bisa lebih meningkat lagi profitnya, bisa lebih tinggi lagi dividennya, bisa lebih bermanfaat lagi buat negara dan juga buat masyarakat," kata Fadjar di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (25/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fajar mengatakan Pertamina adalah perusahaan negara. Karenanya, perusahaan mendukung penuh kebijakan pemerintah, termasuk membentuk Danantara.
"Sekarang dibentuk Danantara ya tentu kita harus optimistis dan melihat ini sebagai sebuah hal yang positif," ujarnya.
Kemudian, Fajar merespons rencana Prabowo menjadikan kilang minyak sebagai salah satu fokus investasi Danantara.
Dia menyampaikan Pertamina memang sedang melaksanakan proyek peningkatan kapasitas pengolahan kilang minyak (refinery development master plan/ RDMP).
Sebelumnya, BPI Danantara resmi meluncur. Badan baru ini ditugaskan mengelola semua aset dan kekayaan negara.
Danantara memiliki aset dalam pengelolaan (asset under management/ AUM) dengan total nilai US$980 miliar atau setara Rp15.978 triliun.
Pada awal masa pembentukan ini, mereka membawahi tujuh BUMN raksasa, yaitu PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan MIND ID.
Chief Operating Officer (COO) BPI Dony Oskaria menyebut nantinya Danantara akan menaungi semua BUMN.
"Seluruh BUMN masuk ke Danantara, jadi bukan hanya 7, seluruhnya," ujar Dony di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2).