Prabowo Resmikan Lapangan Migas Forel dan Terubuk di Natuna

CNN Indonesia
Jumat, 16 Mei 2025 15:32 WIB
Presiden Prabowo Subianto meresmikan lapangan minyak dan gas (Migas) Forel dan Terubuk, yang terletak di wilayah Natuna, Kepulauan Riau.
Presiden Prabowo Subianto meresmikan lapangan minyak dan gas (Migas) Forel dan Terubuk, yang terletak di wilayah Natuna, Kepulauan Riau. (Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Prabowo Subianto meresmikan lapangan minyak dan gas (Migas) Forel dan Terubuk, yang terletak di wilayah Natuna, Kepulauan Riau.

Peresmian tersebut dilakukan secara virtual oleh Prabowo dari Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Jumat (16/5) siang. Dalam sambutannya, Prabowo menyebut hadirnya dua lapangan migas tersebut sebagai salah satu upaya untuk mencapai swasembada energi.

"Kedua proyek ini menjadi tonggak penting, tonggak bersejarah dan upaya kita bersama untuk mencapai swasembada energi nasional," ujar Prabowo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menegaskan swasembada energi menjadi salah satu aspek penting bagi Indonesia. Prabowo menyebut apabila hal itu dapat terwujud maka Indonesia akan mampu menghemat banyak anggaran untuk penyediaan Migas dari luar negeri.

"Kita akan menghemat puluhan miliar US Dollar, ratusan triliun uang kita tidak perlu mengalir keluar bangsa Indonesia, ekonomi kita akan kuat, lebih banyak dana uang yang bisa dinikmati oleh rakyat kita," jelasnya.

Lebih lanjut, Prabowo mengatakan kedua proyek itu juga menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki sumber daya yang mumpuni dan menguasai teknologi industri Migas. Sebab, kata dia, hampir 100 persen dari proyek itu murni buatan dalam negeri.

"Ini membuktikan kemampuan anak-anak bangsa Indonesia untuk menguasai teknologi industri Migas," ujarnya.

Di tempat sama, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memaparkan proyek Forel dan Terubuk yang dioperasikan oleh Medco E&P Natuna Ltd merupakan wilayah kerja migas terjauh dari daratan yang saat ini aktif berproduksi di Indonesia.

Lokasinya berada sekitar 60 mil laut dari daratan dengan kedalaman 90 meter. Total investasi proyek ini mencapai US$600 juta atau setara Rp9,86 triliun (asumsi kurs Rp16.441 per dolar AS) dan menyerap sekitar 2.300 tenaga kerja selama masa konstruksi.

Ia menekankan nilai strategis proyek ini karena seluruh prosesnya dilakukan oleh entitas dalam negeri.

Operator, tenaga kerja, dan kapal Floating Production, Storage, and Offloading (FPSO) yang digunakan dalam proyek tersebut seluruhnya merupakan hasil karya anak bangsa dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai 100 persen.

Bahlil juga melaporkan kondisi terkini produksi migas nasional. Lifting minyak Indonesia pada 2024 diperkirakan mencapai 580 ribu barel per hari.

Angka ini masih jauh dari target jangka menengah pemerintah yang ingin mencapai 900 ribu hingga 1 juta barel per hari pada 2029-2030.

"Dalam rangka menerjemahkan arah kebijakan Pak Presiden yang telah mencanangkan 2029-2030 kita harus menciptakan produksi kita sekitar 900 ribu sampai 1 juta barel. Maka kami melaporkan bahwa secara umum 2024 lifting kita mencapai 580 ribu barel," ujarnya.

Ia optimistis target tersebut dapat dicapai dengan dukungan semua pihak, termasuk kerja keras SKK Migas, Kementerian ESDM, dan para KKKS yang aktif di lapangan.

Terkait proyeksi ke depan, Bahlil menyebut bahwa pada 2027-2028, ketika operator migas asal Italia, ENI, mulai berproduksi, akan ada tambahan konsentrat sebesar 90 ribu barel.

Dengan perhitungan tersebut, target produksi nasional pada 2028-2029 diharapkan bisa mencapai minimal 800 ribu hingga 1 juta barel per hari.

Dari lapangan Forel dan Terubuk sendiri, saat ini sudah dihasilkan produksi sebesar 20 ribu barel minyak per hari dan 60 juta standar kaki kubik gas (MMSCFD). Bahlil menyampaikan jika tren produksi gas ini bertahan dan bertambah, maka pada periode 2026-2028 Indonesia diperkirakan akan mengalami surplus gas.

[Gambas:Video CNN]



(tfq/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER