Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan laut Indonesia sudah semakin padat oleh lalu-lalang kapal dan mengkhawatirkan.
"Laut kita sudah begitu padat. Ini (citra satelit) adalah kapal penangkap ikan saja yang menggunakan vessel monitoring system (VMS)," kata Trenggono dalam Penandatanganan Nota Kesepakatan Dukungan Rencana Program Revitalisasi Tambak Pantura di Kantor KKP, Jakarta Pusat, Rabu (25/6).
"Artinya sumber daya laut kita itu luar biasa, satu sisi. Tapi sisi lain juga kita khawatir. Itulah kenapa ruang-ruang konservasi yang ada di laut kita harus dijaga sedemikian rupa dan tidak boleh dilintasi oleh kapal, apapun itu," tegasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trenggono menekankan pentingnya menjaga biota laut tetap hidup. Ia berharap generasi mendatang harus bisa hidup layak dengan biota laut yang tetap terjaga baik.
Ia mencontohkan komitmen KKP untuk menjaga ruang laut, salah satunya disuarakan dalam UN Ocean Conference yang ketiga di Nice, Prancis. Menteri Trenggono mengklaim Indonesia bahkan mengantongi apresiasi tinggi dari pihak internasional.
"Kita juga sudah bawa wilayah-wilayah konservasi itu untuk kemudian bisa diproteksi oleh IMO, International Maritime Organization. Artinya bahwa setiap kapal, siapapun kapalnya, yang melewati jalur konservasi itu tidak boleh. Dia akan bergeser, tidak boleh di situ!" tegas Trenggono.
Di lain sisi, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga punya aturan tegas soal penangkapan ikan. Ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penangkapan Ikan Terukur.
Anak buah Presiden Prabowo Subianto itu mencatat produksi ikan di Indonesia rata-rata 7 juta ton per tahun dengan nilai sekitar Rp240 triliun.
"Potensi kita besar, tapi kalau kita cara pengambilannya liar, maka ujungnya adalah menangis bersama ... Itu nanti penangkapan ikan di laut harus menurun di masa yang akan datang dan budi daya harus meningkat. Itulah yang akan mulai," tutur sang menteri.
Oleh karena itu, pemerintah serius menggarap revitalisasi tambak di Pantai Utara (Pantura), Jawa Barat. Proyek dengan investasi Rp26 triliun dari Danantara itu akan dilakukan pada 20.413,25 hektare tambak di 4 kabupaten, yakni Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu.
Revitalisasi tambak Pantura ini diklaim mampu menciptakan lapangan kerja untuk 119.100 orang di level hulu dan hilir. Sedangkan volume produksinya diproyeksi tembus 1,18 juta ton dengan nilai Rp30,65 triliun.
(skt/pta)