Harga minyak merosot pada Kamis (3/7) pagi. Pelemahan terjadi di tengah kekhawatiran atas melemahnya permintaan AS setelah data pemerintah menunjukkan peningkatan stok yang mengejutkan oleh konsumen minyak mentah terbesar di dunia itu.
Dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 24 sen, atau 0,35 persen, menjadi US$68,87 per barel pada pukul 00.44 GMT setelah naik 3 persen pada Rabu lalu.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 24 sen, atau 0,36 persen, menjadi US$67,21 per barel setelah sebelumnya naik 3,1 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Rabu lalu, Badan Informasi Energi AS mengungkapkan persediaan minyak mentah domestik naik 3,8 juta barel menjadi 419 juta barel minggu lalu.
Lihat Juga : |
Analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan penurunan 1,8 juta barel. Permintaan bensin turun menjadi 8,6 juta barel per hari, yang memicu kekhawatiran tentang konsumsi di puncak musim mengemudi musim panas AS.
Kedua acuan harga minyak naik pada Rabu setelah Iran menangguhkan kerja sama dengan pengawas nuklir PBB. Keputusan itu meningkatkan kekhawatiran bahwa pertikaian yang masih berlangsung atas program nuklir produsen minyak di Timur Tengah itu dapat kembali berubah menjadi konflik bersenjata.
Selain itu, AS dan Vietnam mencapai kesepakatan perdagangan yang menetapkan tarif 20 persen pada banyak ekspor negara Asia Tenggara itu. Hal itu memberi investor optimisme stabilitas ekonomi yang lebih besar pada perdagangan internasional yang dapat mengalir ke permintaan minyak yang lebih tinggi.
Analisis memperkirakan pasar akan mengamati rilis laporan ketenagakerjaan bulanan utama AS yang dirilis Kamis ini untuk membentuk ekspektasi seputar kedalaman dan waktu pemotongan suku bunga oleh The Federal Reserve pada paruh kedua tahun ini.
Suku bunga yang lebih rendah dapat memacu aktivitas ekonomi, yang pada gilirannya akan meningkatkan permintaan minyak.