Berawal dari keinginan untuk tetap sibuk setelah suami pensiun pada 2015, Lina S. Rahmania berpikir untuk membuat usaha sendiri. Mengikuti jejak adik, dirinya membuka warung makan yang menyajikan menu bebek.
Setelah setahun merasakan naik-turun bisnis kuliner warung yang memiliki banyak aspek, Lina kemudian beralih ke usaha makanan beku yang dinilai lebih sederhana. Dari produk pertama berupa bebek ungkep yang dikemas dan dilengkapi sambal dalam botol, varian produk pun terus berkembang, mulai dari berbagai variasi sambal kemasan, bebek ungkep, ayam ungkep, cumi mercon, hingga paru pedas yang dibekukan.
Setelah memiliki banyak produk, merek Sanrah Food pun dilegalkan dengan membawahi sekitar 20 produk yang diproduksi di dapur usaha Lina. Selain menjual langsung kepada pelanggan, Sanrah Food juga memasok produk ke sejumlah restoran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sanrah Food kita buat, kita urus semua legalitasnya. Kita fokus jualan sambal dan produk frozen karena dari segi risiko lebih minim," kata Lina.
Tak hanya memenuhi pasar di dalam negeri, Sanrah Food juga beberapa kali mengikuti pameran atau expo untuk pasar luar negeri, seperti FHA Food & Beverage 2025 di Singapura pada 8-11 April 2025.
Lina mengaku, dalam hal ini dukungan BRI memiliki peran besar, membantu usahanya terus berkembang terutama, dalam perluasan penjualan.
"Saya mulai ikut expo bersama BRI pada tahun 2020-an. Saya sering ikut expo mulai yang nasional sampai internasional, terakhir di Singapura awal tahun ini. BRI ini kan punya banyak UMKM binaan, sampai ribuan. Dan saya merasa sangat bangga bisa terpilih kurasi, karena seperti yang expo di Singapura itu hanya 20 usaha yang bisa terpilih," tutur Lina.
Dia menilai, komitmen BRI dalam mendukung UMKM tidak perlu diragukan. Berbagai pembinaan dan bantuan pernah ia dapatkan selama menjadi UMKM binaan BRI, hingga akses pendanaan KUR dengan proses yang mudah. BRI tidak hanya mendukung kegiatan pameran (expo), tetapi juga mendorong pelaku usaha agar dapat menembus pasar ekspor.
"Banyak fasilitas yang diberikan, seperti penjemputan, pengiriman produk secara gratis, penginapan, serta makanan. BRI juga membeli sampel produk untuk keperluan expo yang tidak dilakukan oleh pihak lain. Keikutsertaannya saya dalam expo yang diselenggarakan oleh BRI sangat berdampak dalam memperkenalkan produk agar lebih dikenal luas serta meningkatkan penjualan," katanya.
Lina kemudian menyampaikan komitmen untuk mengembangkan Sanrah Food dengan sebaik-baiknya. Ia mengaku sering terpacu melihat bisnis anak-anak muda saat ini, dan dirinya tak mau ketinggalan.
"Kalau usia mungkin beda, tapi semangat saya tetap enggak mau kalah. Saya tetap berusaha mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan pasar agar Sanrah Food tetap bisa menghasilkan produk yang berkualitas," ujar Lina.
Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi menegaskan keteguhan BRI dalam membangun ekosistem pemberdayaan UMKM yang menyeluruh dan berorientasi global. BRI berkomitmen membangun ekosistem pemberdayaan yang terintegrasi agar semakin banyak UMKM Indonesia dapat go global dan berkontribusi di pentas ekonomi dunia.
"Pencapaian Sanrah Food menjadi cerminan dari bagaimana daya saing UMKM tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk semata. Dukungan pemberdayaan yang komprehensif, mulai dari pembiayaan, peningkatan kapasitas usaha hingga konektivitas pasar global, menjadi faktor kunci dalam mendorong UMKM untuk naik kelas," kata Hendy.
(rea/rir)