Dorong Pembiayaan Hijau, Portofolio BNI Capai Rp13,37 Triliun

BNI | CNN Indonesia
Sabtu, 05 Jul 2025 09:50 WIB
Capaian portofolio pembiayaan hijau itu didorong ekspansi BNI pada proyek energi bersih, seperti pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, dan biogas.
(Foto: arsip BNI)
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mendukung agenda transisi energi di Indonesia dengan pencapaian portofolio pembiayaan hijau sebesar Rp13,37 triliun per Mei 2025, setara 18,19 persen dari total portofolio kredit hijau BNI. Angka ini bertumbuh 2,9 persen secara year-to-date (YtD).

Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo mengungkapkan, pertumbuhan pembiayaan hijau itu didorong oleh ekspansi BNI pada proyek-proyek energi bersih, seperti pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, tenaga air, dan biogas.

"Sebagai bagian dari strategi berkelanjutan BNI untuk mengelola eksposur terhadap sektor dengan intensitas karbon tinggi, kami terus mengurangi porsi pembiayaan untuk sektor migas dan batubara. Sebaliknya, pembiayaan untuk sektor energi terbarukan terus kami tingkatkan," kata Okki dalam keterangan tertulis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ke depannya, BNI melihat potensi pembiayaan di sektor green energy yang sangat menjanjikan, antara lain dari kebutuhan global dan nasional terhadap energi yang lebih bersih dan efisien, serta dukungan berupa kebijakan pemerintah seperti peta jalan Net Zero Emission 2060 dan taksonomi hijau dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Menurut Okki, BNI juga mencermati peningkatan kebutuhan pembiayaan ramah lingkungan dari para pelaku usaha, baik dari kalangan korporasi maupun pelaku UMKM.

"BNI aktif memperkuat peran sebagai katalis dalam pengembangan pembiayaan hijau nasional. Ini kami wujudkan melalui penguatan berbagai instrumen pendanaan, seperti penerbitan green bonds, serta penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam proses pembiayaan," katanya.

Sebagai bagian dari upaya pengelolaan risiko iklim, BNI telah melaksanakan uji ketahanan risiko iklim (climate risk stress testing/CRST) terhadap 50 persen portofolio kredit pada 2024 lalu. Inisiatif ini akan diperluas hingga mencakup 100 persen portofolio kredit pada tahun ini.

Dengan berbagai langkah strategis ini, BNI menegaskan komitmen untuk terus mendorong transisi energi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

"Langkah ini mencerminkan kesiapan BNI dalam menghadapi potensi risiko perubahan iklim dan memperkuat ketahanan serta daya saing ekonomi nasional di era ekonomi hijau," pungkas Okki.

(rea/rir)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER