Minyak Lesu Usai Trump Lancarkan Serangan Dagang ke RI Cs

CNN Indonesia
Selasa, 08 Jul 2025 10:53 WIB
Harga minyak dunia melemah pada perdagangan Selasa (8/7) usai Presiden AS Donald Trump lancarkan serangan dagang ke Indonesia Cs. (Tangkapan layar twitter @@PIF_en).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia melemah pada perdagangan Selasa (8/7), di tengah penilaian investor terhadap kebijakan tarif baru Amerika Serikat dan keputusan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) yang menaikkan produksi melebihi perkiraan pada Agustus.

Mengutip Reuters, harga minyak kontrak berjangka Brent turun 21 sen ke level US$69,37 per barel. Senada, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat turun 24 sen menjadi US$67,69 per barel.

Penurunan harga ini dipicu oleh pengumuman Presiden AS Donald Trump pada Senin (7/7), yang menyatakan akan memberlakukan tarif impor lebih tinggi terhadap sejumlah mitra dagang mulai 1 Agustus.

Negara-negara yang terdampak meliputi pemasok utama seperti Korea Selatan dan Jepang, serta eksportir skala kecil seperti Serbia, Thailand, dan Tunisia hingga Indonesia.

Kebijakan tarif tersebut meningkatkan ketidakpastian di pasar global, memicu kekhawatiran akan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi dunia dan permintaan minyak. Meski demikian, permintaan di AS tetap kuat.

Data dari Asosiasi Otomotif Amerika (AAA) menunjukkan bahwa 72,2 juta warga AS diperkirakan melakukan perjalanan lebih dari 80 kilometer selama libur Hari Kemerdekaan, rekor tertinggi sejauh ini.

Sentimen investor juga masih positif menjelang liburan, dengan data dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi AS (CFTC) menunjukkan bahwa manajer investasi meningkatkan posisi beli bersih mereka pada kontrak minyak hingga 1 Juli.

Dari sisi pasokan, OPEC+ pada Sabtu lalu sepakat untuk menaikkan produksi sebesar 548 ribu barel per hari pada Agustus, melampaui peningkatan bulanan sebelumnya sebesar 411 ribu barel. Keputusan ini hampir sepenuhnya menghapus pemangkasan sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari yang sebelumnya diberlakukan.

Analis Goldman Sachs memperkirakan OPEC+ akan mengumumkan kenaikan akhir sebesar 550 ribu barel per hari untuk September di pertemuan berikutnya pada 3 Agustus.

Namun demikian, para analis mencatat bahwa peningkatan aktual selama ini masih di bawah target dan sebagian besar pasokan tambahan berasal dari Arab Saudi.



(ldy/agt)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK