Retno Marsudi Wanti-wanti Krisis Air pada 2050, Pangan RI Terancam?

CNN Indonesia
Kamis, 17 Jul 2025 20:13 WIB
Retno Marsudi mewanti-wanti krisis yang akan mengancam dunia pada 2050. Kekeringan diperkirakan berdampak terhadap tiga perempat penduduk dunia.
Retno Marsudi mewanti-wanti krisis yang akan mengancam dunia pada 2050. Kekeringan diperkirakan berdampak terhadap tiga perempat penduduk dunia. Ilustrasi. (Foto: ANTARA FOTO/ARNAS PADDA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Utusan Khusus Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Bidang Air Retno Marsudi mewanti-wanti krisis air yang akan mengancam dunia pada 2050 mendatang.

"It is very unfortunate bahwa dunia saat ini sedang menghadapi krisis air. Dan 1 dari 4 orang di dunia menghadapi kekeringan atau kekurangan air, 1 dari 4," katanya dalam Kagama Leaders Forum di Kantor RRI, Jakarta Pusat, Kamis (17/7).

"Pada 2050 nanti, perkiraan para saintis mengatakan bahwa kekeringan diperkirakan akan berdampak terhadap tiga perempat penduduk dunia. It's a lot!" wanti-wanti Retno.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 2050, Retno menegaskan penduduk dunia bakal bengkak menjadi 10 miliar jiwa. Ini membuat kebutuhan pangan naik 50 persen dan kebutuhan fresh water meningkat 30 persen dari kondisi saat ini.

Ketergantungan pangan terhadap air, menurut Retno, membuat Indonesia tak lepas dari ancaman krisis tersebut. Ia menyarankan pemerintah segera bertindak untuk memitigasi potensi dampak negatif itu.

"Penting sebagai negara dengan penduduk 280 juta membangun ketahanan pangan, semua dunia ingin membangun ketahanan pangan. Dan ketahanan pangan tidak dapat dilakukan tanpa kita meng-address terlebih dahulu krisis air dunia. Kita menciptakan ketahanan air yang dapat mendukung ketahanan pangan," tutur Retno.

"Kebijakan air dan pangan tidak dapat dipisahkan. Dan air merupakan kunci dari 4 betters: better production, better nutrition, a better environment, and a better life for all. And leaving no one behind," sambungnya.

Menurutnya, 72 persen air di dunia saat ini digunakan untuk urusan pertanian. Retno merinci bahwa 1 kilogram beras memerlukan 2.500 liter air per tahun dan 1 kilogram jagung menghabiskan 900 liter air setiap tahunnya.

Ada 3 saran dari mantan Menteri Luar Negeri 2014-2024 itu untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia.

Pertama, pendekatan yang seimbang antara air dan pangan. Ini harus dibarengi dengan percepatan transformasi sistem agrifood sehingga kerja yang dilakukan pemerintah bakal lebih efisien dan inklusif.

"Kedua, kita harus menganut prinsip produce more with less. Jadi, intinya bagaimana kita bisa menghasilkan yield pertanian yang lebih tinggi dengan menggunakan air yang lebih sedikit," saran Retno.

"Sehingga untuk Pak Mentan (Amran Sulaiman) pada saat bicara mengenai pangan, maka water responsive approach memang mau tidak mau harus diletakkan at the heart of agrifood system. Itu memang tidak bisa diingkari dan sebuah political will sangat diperlukan, koordinasi lintas sektoral, koherensi kebijakan di semua tingkatan, dan sebagainya," imbuhnya.

Ketiga, basis data dan informasi yang robust agar pemerintah bisa mengambil keputusan di sektor air serta pangan dengan tepat. Retno menyarankan penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam mendukung hal ini.

[Gambas:Video CNN]

(skt/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER