BI Yakin Konsumsi Rumah Tangga Akan Membaik, Apa Alasannya?

CNN Indonesia
Jumat, 18 Jul 2025 17:48 WIB
Bank Indonesia (BI) meyakini konsumsi rumah tangga akan membaik seiring terjaganya inflasi dan meredanya ketidakpastian global.
Bank Indonesia (BI) meyakini konsumsi rumah tangga akan membaik seiring terjaganya inflasi dan meredanya ketidakpastian global. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Manggarai Barat, CNN Indonesia --

Bank Indonesia (BI) meyakini konsumsi rumah tangga akan membaik seiring terjaganya inflasi dan meredanya ketidakpastian global.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI Juli Budi Winantya mengungkapkan optimisme itu ditopang oleh sejumlah faktor.
Pertama, daya beli masyarakat akan meningkat seiring inflasi yang stabil. Tahun ini, BI memperkirakan inflasi dalam kisaran 2,5 plus minus satu persen.

"Inflasi diperkirakan masih akan rendah dan stabil tentunya daya beli tidak akan tergerus sehingga daya beli akan tetap baik," ujar Juli dalam Editors Briefing 2025 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Jumat (16/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, untuk masyarakat kelas menengah ke bawah, pemerintah juga masih memberikan dukungan dalam bentuk pemberian bantuan sosial (bansos).

"(Bansos) ini tentunya akan membantu konsumsi rumah tangga oleh masyarakat kelas bawah," terangnya.

Ketiga, perbaikan kinerja sejumlah sektor juga akan berdampak positif pada laju konsumsi ke depan. Sektor pertanian, misalnya, mendapatkan dukungan dari harga pembelian gabah yang lebih baik.

Keempat, ketidakpastian ekonomi global yang mereda juga akan berdampak positif pada konsumsi. "Confidence yang semakin membaik akan membuat ekspektasi untuk melakukan konsumsi rumah tangga juga akan semakin meningkat," jelasnya.

Kelima, ekspor Indonesia juga diperkirakan meningkat setelah Amerika Serikat (AS) menetapkan tarif impor asal Indonesia ke-2 terendah di ASEAN, yakni 19 persen.

"Apabila ekspor membaik tentunya akan memperbaiki pendapatan," jelasnya.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia (BCA) BCA David Sumual memiliki optimisme serupa. Ia meyakini laju konsumsi masyarakat akan membaik pada paruh kedua tahun ini.

Hal itu disebabkan oleh meningkatnya keyakinan pasar setelah ada kepastian besaran tarif impor AS yang ditetapkan 19 persen untuk Indonesia.

"Tarif (impor AS untuk Indonesia) sudah clear (19 persen) dan memang tidak mungkin nol. Selain itu, pemerintah juga belanja sehingga kondisi semester II (2025) akan berbeda dengan semester I (2025)," ujar David di tempat yang sama.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan konsumsi rumah tangga melambat pada kuartal I 2025. Padahal, pada periode tersebut ada momen Ramadan dan lebaran.

Tercatat, laju konsumsi pada tiga bulan pertama tahun ini hanya 4.87 persen atau di bawah periode yang sama tahun sebelumnya, 4,91 persen.

Lemahnya konsumsi juga tercermin dari penjualan eceran yang lajunya tak sampai 5 persen secara tahunan. Mengacu data BI, indeks penjualan riil (IPR) pada Januari 2025 hanya tumbuh 0,5 persen (yoy), Februari 2 persen, dan Maret 0,5 persen.

[Gambas:Video CNN]

(sfr/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER