KKI Soroti Ganula, Potensi Ancaman ke Konsumen

AMDK | CNN Indonesia
Selasa, 22 Jul 2025 18:20 WIB
Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) mendesak regulasi masa pakai galon guna ulang untuk mencegah kontaminasi BPA, Urgensi perlindungan konsumen sangat tinggi.
Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Aini Putri Wulandari)
Jakarta, CNN Indonesia --

Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) mengingatkan kembali pentingnya perlindungan konsumen terkait penggunaan galon guna ulang air minum dalam kemasan.
Ketua KKI, David Tobing, menyoroti belum adanya aturan masa pakai galon guna ulang yang kini beredar luas di masyarakat.

Menurutnya, galon yang sudah lanjut usia atau ganula dinilai menjadi ancaman serius karena berpotensi mencemari air minum dengan senyawa berbahaya Bisphenol A (BPA).

"Barang konsumsi pasti ada usia pakainya. Anehnya, di galon guna ulang justru tidak tercantum masa kedaluwarsanya," kata David dalam keterangan resmi dikutip Minggu (20/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

David menambahkan, para pakar menyebut galon seharusnya hanya bisa dipakai maksimal 40 kali. "Kalau satu minggu dipakai sekali, usia maksimum galon itu hanya satu tahun," katanya.

David membandingkan dengan tabung elpiji yang terbuat dari baja, di mana ada aturan uji ulang atau tera setiap 5 hingga 10 tahun. Jika lulus uji, tabung bisa terus dipakai; jika tidak, harus ditarik dari peredaran.

"Sementara galon guna ulang terbuat dari plastik, material yang tidak sesolid baja, masak tidak diatur masa pakainya," ujar David.

KKI sendiri telah melakukan investigasi di lima kota besar di Indonesia dan menemukan fakta yang cukup memprihatinkan. Hasilnya, banyak galon guna ulang yang beredar justru sudah berusia lebih dari dua tahun.

"Ini yang seharusnya tidak digunakan lagi, karena termasuk ganula atau galon lanjut usia," papar David.

Menurut David, dampak kesehatan dari paparan BPA tidak main-main dan bersifat jangka panjang. BPA menurut para ahli merupakan endokrin disruptor. Artinya, ia meniru hormon dalam tubuh manusia.

"Sehingga ratusan penelitian menemukan paparan BPA berpotensi mengganggu fungsi hormonal tubuh, memengaruhi tumbuh kembang anak, bahkan meningkatkan risiko beberapa jenis kanker," ujar David.

Mengingat jutaan penduduk Indonesia yang terancam oleh penggunaan ganula ini, David menekankan urgensi penanganan masalah ini.

"Berdasarkan survei BPS, 40 persen masyarakat Indonesia itu mengkonsumsi air kemasan dari galon. Jadi artinya 40% dari 280 juta, sekitar 111 juta mengkonsumsi air minum dari galon dan bisa berpotensi terkontaminasi BPA," ujarnya.

Lebih lanjut, David menyebutkan hasil investigasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 2021-2022 mencatat bahwa paparan BPA dari galon lanjut usia di enam wilayah Indonesia telah melebihi ambang batas aman sebesar 0,6 bagian per juta (bpj).

Oleh karena itu, David meminta pemerintah untuk segera menetapkan regulasi yang jelas mengenai batas masa pakai galon guna ulang dan mempercepat implementasi pelabelan peringatan bahaya BPA pada galon guna ulang.

(inh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER