Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto buka suara soal rencana Garuda Indonesia membeli 50 pesawat Boeing.
Ia mengatakan rencana tersebut merupakan kesepakatan lama antara kedua perusahaan.
"Terkait dengan pesawat (Boeing) itu sudah ada kontrak lama Garuda yang membeli 50 unit, namun baru di-delivered satu," katanya dalam wawancara dengan CNN Indonesia TV, Selasa (22/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airlangga mengatakan kesepakatan membeli 50 pesawat Boeing itu sempat terkendala lantaran Garuda mengalami masalah korporasi yang membuat perusahaan berada dalam status Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Lihat Juga : |
Namun, dengan masuknya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) memberikan dukungan pendanaan pada Garuda, maka Garuda melakukan rekapitalisasi sebagai bagian dari proses restrukturisasi.
"Dengan korporasi selesai PKPU, kemudian Danantara sudah dibentuk akan ada rekapitalisasi PKPU, tentu kontrak yang 50 (pesawat) ini dinegosiasikan ulang," katanya.
"Jadi ini sebetulnya sebuah yang sudah direncanakan sejak awal," sambungnya.
Sebelumnya, Garuda Indonesia mengaku butuh 120 pesawat yang akan dipenuhi dalam jangka panjang.
Sekretaris Perusahaan Garuda Indonesia Cahyadi Indrananto mengatakan pengadaan pesawat itu, salah satunya bakal dibeli dari Boeing. Ini sejalan dengan kesepakatan pembelian 50 pesawat dari Amerika Serikat (AS), selepas Presiden Donald Trump memangkas tarif impor 32 persen ke 19 persen bagi Indonesia.
"Komunikasi dengan Boeing sebenarnya telah Garuda lakukan sejak beberapa waktu terakhir ini, sejalan dengan strategi kami untuk melakukan penambahan sekitar 120 pesawat dalam jangka panjang," ucap Cahyadi kepada CNNIndonesia.com, Jumat (18/7).
Pembicaraan dengan Boeing diklaim semakin intens usai pemerintah RI-AS sepakat dalam kebijakan tarif perdagangan. Kendati demikian, belum ada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua perusahaan.
Cahyadi juga menegaskan tidak seluruh pesawat akan dibeli dari Boeing. Perseroan bakal mencoba memenuhi kebutuhan 120 pesawat itu dari berbagai sumber.
"Karena Garuda memerlukan 120-an pesawat, namun situasi rantai pasok dunia untuk pesawat masih sangat terbatas. Maka, kami berusaha memenuhi kebutuhan dari berbagai sumber dengan melakukan komunikasi ke banyak lessor dan pabrikan, termasuk Boeing," jelasnya.
(fby/pta)