BNI Raih Kinerja Positif Semester I 2025, Ditopang Likuiditas & Aset

BNI | CNN Indonesia
Jumat, 25 Jul 2025 13:41 WIB
BNI mencatat kinerja solid di semester I 2025 dengan pertumbuhan kredit dan CASA yang kuat, serta komitmen keberlanjutan yang terintegrasi.
BNI mencatatkan kinerja yang tetap terjaga sepanjang semester I 2025. (Foto: Arsip BNI)
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) berhasil mempertahankan kinerja yang solid pada semester pertama 2025 melalui strategi penguatan likuiditas dan pengelolaan kualitas aset yang konsisten. Pertumbuhan dana murah (CASA) yang didukung transformasi digital menjadi kunci utama dalam memperkuat kapasitas ekspansi kredit.

Wakil Direktur Utama BNI, Alexandra Askandar, menjelaskan bahwa perseroan berhasil memperkuat posisi fundamental di tengah stabilitas ekonomi makro dan transisi pemerintahan yang berjalan lancar.

"Kami melihat penguatan CASA dan kualitas aset sebagai pilar utama untuk memperkuat kapasitas ekspansi kredit di semester kedua. Fokus kami tetap pada sektor produktif seperti pertanian, industri makanan dan minuman, telekomunikasi, infrastruktur, perumahan, hilirisasi energi, dan UMKM," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (25/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga akhir semester I 2025, penyaluran kredit BNI mencapai Rp778,7 triliun atau tumbuh 7,1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Pertumbuhan ini tersebar merata di berbagai segmen.

Kredit korporasi mencatatkan kinerja terbaik dengan pertumbuhan 10,4% menjadi Rp435,8 triliun, terutama dari sektor swasta, BUMN, dan instansi pemerintah. Kredit kepada sektor swasta dan institusi naik 11,1% menjadi Rp314,6 triliun, sementara kredit ke BUMN tumbuh 8,7% menjadi Rp121,2 triliun.

Di segmen konsumer, pertumbuhan tercatat 10,7% menjadi Rp147,0 triliun. Personal loan naik 11,7% menjadi Rp60,1 triliun dan KPR meningkat 9,9% menjadi Rp68,4 triliun.

Kredit UMKM non-KUR juga menunjukkan momentum positif dengan pertumbuhan 9,2% menjadi Rp44,4 triliun. Selain itu, kredit segmen komersial juga telah mulai menunjukkan momentum pertumbuhan dengan mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 5.5%.

Pertumbuhan kredit usaha di perusahaan anak meningkat signifikan 27,1% menjadi Rp17,2 triliun, mencerminkan sinergi grup yang semakin kuat. Hibank, anak usaha yang fokus pada pembiayaan segmen komersial dan UKM berbasis digital, bahkan tumbuh 31% dengan kualitas aset yang terjaga baik pada rasio NPL di bawah 1%.

Strategi fokus pada segmen berisiko rendah membuahkan hasil positif bagi kualitas aset BNI. Rasio kredit bermasalah (NPL) membaik menjadi 1,9%, sementara Loan at Risk (LAR) turun ke 11,0%. Perbaikan kualitas ini memungkinkan Cost of Credit (CoC) tetap terjaga di level 1%.

Kinerja yang solid ini tercermin dari laba bersih konsolidasi sebesar Rp10,1 triliun pada semester I 2025, menunjukkan ketangguhan model bisnis BNI dalam menjaga profitabilitas sambil memperkuat kualitas portofolio.

Dana Murah Tumbuh Solid

BNI berhasil mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 16,5% menjadi Rp900 triliun, dengan kontribusi utama dari peningkatan dana murah (CASA) yang tumbuh 18,7% menjadi Rp647,6 triliun.

Rekening giro tumbuh 25,1% dan tabungan naik 10,5%, mendorong rasio CASA meningkat menjadi 72,0% dari sebelumnya 70,7% pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini menunjukkan keberhasilan BNI membangun struktur pendanaan jangka panjang yang stabil.

Direktur Finance & Strategy BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena, menjelaskan bahwa pertumbuhan CASA yang solid mencerminkan keberhasilan penguatan fondasi struktur pendanaan melalui digitalisasi dan transformasi cabang.

Wondr by BNI yang diluncurkan Juli 2024 menunjukkan perkembangan pesat. Jumlah pengguna melonjak dari 1 juta menjadi 8,6 juta per Juni 2025, dengan nilai transaksi naik 16 kali lipat menjadi Rp649 triliun dan jumlah transaksi mencapai 702 juta.

Secara keseluruhan, kanal mobile banking BNI mencatat transaksi Rp1.188 triliun atau tumbuh 68% dibanding tahun sebelumnya. BNIdirect juga mencatat pertumbuhan nilai transaksi 31,1% menjadi Rp5.246 triliun dengan volume transaksi naik 22,1% menjadi 717 juta transaksi.

Sementara transaksi dari klien korporasi menyumbang 78% dari total nilai transaksi, tumbuh 37% yoy. BNI juga berhasil menjaga rasio likuiditas dan permodalan pada level yang sehat sepanjang semester I 2025.

Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di 86,2%, sementara Loan to Cash Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) masing-masing mencapai 144,2% dan 143,0%. Capital Adequacy Ratio (CAR) bahkan meningkat menjadi 21,1%, memperkuat kapasitas ekspansi di masa mendatang.

Komitmen Keberlanjutan Terintegrasi

Direktur Risk Management, David Pirzada, menekankan komitmen BNI sebagai institusi keuangan yang adaptif dan berdaya saing global. Hal ini tercermin dari peningkatan peringkat ESG MSCI dari BBB menjadi A, yang menunjukkan integrasi keberlanjutan dalam strategi bisnis.

Hingga Juni 2025, BNI telah menyalurkan pembiayaan hijau senilai Rp74 triliun dengan pertumbuhan lebih dari 20% selama empat tahun terakhir. Penyaluran Sustainability Linked Loan (SLL) mencapai US$352 juta atau Rp5,74 triliun.

BNI menargetkan pencapaian Net Zero Emission (NZE) operasional pada 2028 dan NZE pembiayaan pada 2060 sebagai bagian dari komitmen terhadap prinsip keberlanjutan.

"Dengan struktur likuiditas yang solid, transformasi digital yang agresif, dan komitmen keberlanjutan yang terintegrasi, BNI siap mempercepat pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di semester berikutnya," tutup David.

(rir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER