Luhut Sebut Tak Penting Bahas Ijazah: Apa Kontribusimu Buat Negara?

CNN Indonesia
Senin, 28 Jul 2025 14:42 WIB
Ketua DEN Luhut menilai isu ijazah tak penting dibahas kaum intelektual, juga tak relevan untuk mengatasi masalah bangsa ini.
Ketua DEN Luhut menilai isu ijazah tak penting dibahas kaum intelektual, juga tak relevan untuk mengatasi masalah bangsa ini. (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan ikut merespons polemik ijazah yang tengah ramai dibicarakan publik.

Meski tak merinci spesifik kasusnya, yang sedang ramai diperbincangkan publik adalah kontroversi ijazah Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

Luhut menilai isu ijazah tak relevan untuk mengatasi masalah bangsa ini. Yang penting justru kontribusi apa yang bisa diberikan ke negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita asyik masih berbicara soal ijazah yang menurut saya sangat tidak relevan untuk dibicarakan oleh seorang intelektual di republik ini," ujarnya di acara peluncuran Yayasan Padi Kapas Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (28/7) dikutip Detikfinance.

Menurutnya, ketimbang sibuk mempersoalkan ijazah, lebih baik masyarakat mendukung upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM), salah satunya dengan membentuk sekolah-sekolah unggulan.

Luhut lalu mengklaim dirinya bahkan tak tahu di mana ijazahnya disimpan. Sebab, hal itu tidak penting untuk kemajuan bangsa ini.

"Apa sih ijazah itu? Saya pun enggak tahu ijazah saya di mana saya taruh, dan saya pikir tidak relevan. Yang paling relevan itu apa yang kau berikan, kontribusikan pada negara ini," ujarnya.

Ia pun mengingatkan publik untuk kembali ke akal sehat dan tidak menambah kegaduhan di tengah upaya pemerintah mendorong kemajuan bangsa. Perbedaan pandangan boleh saja asalkan jangan dijadikan alasan untuk saling serang.

"Kau tanya pada dirimu, apa yang sudah kau berikan pada negara ini? Apakah kau memberikan keributan atau pikiran-pikiran untuk membuat Indonesia lebih bagus?" lanjutnya.

Pada 15 Juli, ahli forensik digital Rismon Sianipar melaporkan Jokowi ke Polda DIY atas dugaan penyebaran informasi bohong soal Kasmujo dosen pembimbing skripsi. Rismon mendatangi Polda DIY didampingi pengacaranya, Andhika Dian Prasetyo.

Kemudian pada 22 Juli, Rismon dan beberapa orang kembali melaporkan Jokowi ke Polda DIY atas dugaan skripsi palsu. Selain melaporkan Jokowi, Rismon turut melaporkan Rektor UGM Prof Ova Emilia di kasus yang sama.

Sejumlah alumni UGM juga melaporkan Jokowi ke Polda DIY soal dugaan penyebaran berita bohong terkait pernyataannya kuliah di jurusan Teknologi Kayu UGM.

[Gambas:Video CNN]

(pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER