China Gelontorkan Subsidi Anak Rp8,2 T Demi Dorong Kelahiran

CNN Indonesia
Kamis, 31 Jul 2025 20:08 WIB
China menggelontorkan subsidi pengasuhan anak hingga usia tiga tahun sebesar 3.600 yuan atau Rp8,2 juta (kurs Rp2.285 per yuan china) per anak per tahun.
China menggelontorkan subsidi pengasuhan anak hingga usia tiga tahun sebesar 3.600 yuan atau Rp8,2 juta (kurs Rp2.285 per yuan china) per anak per tahun. ( AFP/STR).
Jakarta, CNN Indonesia --

China menggelontorkan subsidi pengasuhan anak hingga usia tiga tahun sebesar 3.600 yuan atau Rp8,2 juta (kurs Rp2.285 per yuan china) per anak per tahun.

Subsidi ini diumumkan pemerintah China pada Senin (28/7).

Subsidi ini sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mendorong angka kelahiran yang menurun akibat banyak anak muda China tidak mau punya anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir Reuters, subsidi diberikan bagi anak yang lahir mulai tahun ini. Namun bagi anak yang lahir sebelum 2025, subsidi hanya diberikan sebagian atau parsial.

Subsidi ini diperkirakan menguntungkan lebih dari 20 juta keluarga yang memiliki bayi dan balita. Komisi Kesehatan Nasional mengatakan subsidi tunai langsung ini diharapkan dapat mengurangi biaya persalinan dan pengasuhan yang ditanggung keluarga.

Dalam dua tahun terakhir, sejumlah provinsi di China sebenarnya telah memberikan subsidi pengasuhan anak dengan nominal yang bervariasi, mulai dari 1.000 yuan hingga 100 ribu yuan per anak (Rp2,28 juta - Rp228,56 juta), termasuk bantuan perumahan.

Namun, kebijakan subsidi baru ini akan dibiayai pemerintah pusat, bukan pemerintah daerah. Pemerintah diperkirakan akan mengumumkan rincian lebih lanjut pada Rabu ini.

Tingginya biaya pengasuhan dan pendidikan, ketidakpastian pekerjaan, serta perlambatan ekonomi menjadi sejumlah kekhawatiran yang membuat banyak anak muda di China enggan menikah dan membangun keluarga. Maka tak heran, populasi China menyusut untuk tahun ketiga berturut-turut pada 2024.

Namun, para demografi dan ekonom menilai bahwa jumlah subsidi tersebut masih terlalu kecil untuk benar-benar mendorong masyarakat punya anak.

Ekonom Capital Economics, Zichun Huang, mengatakan bahwa jumlah dana yang diberikan terlalu kecil untuk memberikan dampak langsung terhadap tingkat kelahiran atau konsumsi masyarakat.

"Tetapi kebijakan ini memang merupakan tonggak penting dalam hal pemberian tunjangan langsung kepada rumah tangga dan bisa menjadi dasar untuk transfer fiskal yang lebih besar di masa depan," katanya.

Sementara itu, Citi Research memperkirakan pemerintah China bisa menggelontorkan dana hingga 117 miliar yuan atau Rp267,41 triliun untuk menjalankan program subsidi ini pada paruh kedua 2025. Subsidi ini dinilai lebih berperan sebagai kebijakan konsumsi daripada kebijakan populasi.

[Gambas:Video CNN]

(fby/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER