PT Pertamina (Persero) menyampaikan apresiasi terhadap Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Hasan Sadikin Bandung yang telah beralih memanfaatkan energi gas untuk berbagai kebutuhan operasional. Langkah ini tidak hanya mendukung efisiensi energi, tetapi juga mengurangi emisi karbon serta meningkatkan keselamatan lingkungan sekitar.
Apresiasi tersebut disampaikan oleh Komisaris Utama Pertamina, Mochamad Iriawan dalam kunjungan ke RSUP Hasan Sadikin pada Rabu (6/8).
Dengan beralih ke gas, RSUP Hasan Sadikin dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak serta mengoptimalkan biaya operasional jangka panjang. Selain itu, penggunaan gas juga memberikan dampak positif terhadap kualitas udara di lingkungan rumah sakit, yang sangat penting bagi pasien dan tenaga medis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terima kasih sudah beralih dari solar ke gas, hal ini dapat berdampak positif bagi RSUP Hasan Sadikin sebagai rumah sakit yang mendukung penggunaan green energy yang ramah lingkungan dalam mewujudkan Net Zero Emmission tahun 2060 nanti," kata Iriawan.
Iriawan juga mengajak kepada manajemen Rumah Sakit lain yang ada di Indonesia untuk mengikuti inisiatif RSUP Hasan Sadikin dalam memanfaatkan sumber energi bersih.
"Saya berharap, Rumah Sakit di bawah naungan Kementerian Kesehatan, Rumah Sakit yang bernaung di bawah Provinsi juga bisa di edukasi bahwa ada gas sekarang yang akan bisa menggantikan energi yang lama ini," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama RSUP Hasan Sadikin, dr. Rachim Dinata Marsidi mengungkapkan alasan beralih menggunakan gas yang disuplai langsung oleh Pertamina adalah karena RSUP Hasan Sadikin membutuhkan sumber energi yang tak hanya lebih ramah lingkungan, tapi juga andal, efisien, dan mampu mendukung operasional rumah sakit yang berjalan 24 jam.
Produk gaslink dari PT Pertamina Gas Negara TBK (PGN) selaku Subholding Gas Pertamina akan digunakan untuk operasional kebutuhan dapur dan boiler.
"Boiler untuk ICU, untuk pelayanan pasien kami memerlukan boiler dan nanti Insya Allah akan diganti oleh gas ini," kata dr. Rachim.
dr. Rachim menambahkan, penggunaan gas dari Pertamina juga dapat menghemat biaya operasional RS hingga Rp3 miliar per tahun. Baginya, nominal hasil efisiensi biaya operasional tersebut dapat dialihkan untuk membeli alat kesehatan yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Kami menghitung-hitung, ternyata kalau pakai solar, kami bisa habis Rp8 miliar, per tahun. Dan sekarang kalau pakai gas, kita bisa Rp5 miliar. Kalau uang kami punya Rp3 miliar, itu bisa minimal beli ventilator, bisa sekitar 10 (unit)," ujarnya.
dr. Rachim berharap, kolaborasi RSUP Hasan Sadikin dengan Pertamina Group bisa terus terjalin dengan baik.
"Terima kasih atas dukungan dan kolaborasi yang terjalin baik selama ini. Harapan kami, RSUP Hasan Sadikin Bandung semakin andal dalam menjaga ketahanan energi, didukung langsung oleh Pertamina Group, sehingga dapat terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat," kata dr. Rachim.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menambahkan bahwa inisiatif ini dapat menjadi model yang dapat diadopsi oleh rumah sakit lain di seluruh Indonesia, sejalan dengan target pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan memperluas penggunaan energi rendah karbon.
"Kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan sektor pelayanan publik menjadi kunci dalam menyukseskan transisi energi nasional. Pertamina siap mendukung penuh langkah-langkah strategis menuju Indonesia yang lebih hijau," tutup Fadjar.
(rea/rir)