Petani Tebu Merana, Gula 100 Ribu Ton Tak Laku-Harga Terjun Bebas
Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPN APTRI) mengungkapkan kondisi memprihatinkan tengah melanda nasib petani tebu RI.
Hal itu dipicu oleh tidak lakunya gula. Imbasnya harga gula dan tetes tebu anjlok dan menekan pendapatan petani tebu.
Sekjen DPN APTRI M Nur Khabsyin mengungkapkan stok gula yang tidak laku di sejumlah pabrik gula telah mencapai 100 ribu ton secara nasional dan terus akan bertambah.
Ia mengatakan kondisi ini terjadi karena penawaran harga dari pedagang saat lelang berada di bawah Harga Patokan Petani (HPP) yang telah ditetapkan sebesar Rp 14.500 per kilogram.
"Pasar gula kita dibanjiri gula rafinasi dan daya beli masyarakat turun sehingga gula petani tidak terserap. Kami mendesak pemerintah membeli gula petani sesuai HPP," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (13/8) seperti dikutip dari detik.com.
Selain gula, Nur menjelaskan petani juga terpukul akibat anjloknya harga tetes tebu. Tahun ini, harga tetes turun menjadi Rp 1.500 per kilogram, bahkan pembeli tetes minta penurunan harga dari yang sudah disepakati. Padahal tahun lalu harganya mencapai Rp 3.000 per kilogram.
Nur menilai penyebabnya adalah adanya permendag 16 tahun 2025 yang membuka kran impor etanol secara bebas tanpa persetujuan impor, bebas kuota dan bebas bea masuk.
"Ironis, produksi etanol dan tetes tebu dalam negeri surplus dan sebagian diekspor, pemerintah justru membebaskan impor etanol. Siapapun bisa impor tanpa syarat, tanpa kuota, tanpa persetujuan impor, tanpa rekomendasi Menperin, ini membuat harga tetes petani jatuh," ujarnya.
Ancam Aksi Demo Besar-besaran
DPN APTRI meminta pemerintah segera membeli gula petani yang tidak laku sesuai HPP yang berlaku, serta menghentikan impor etanol secara bebas. Ethanol ini barang yang perlu diawasi bukannya dibebaskan.
Khabsyin menegaskan permasalahan harga gula dan tetes yang anjlok akan mengancam swasembada gula karena petani tidak lagi semangat untuk menanam tebu. jika aspirasi ini tidak segera direspons, ribuan petani siap turun ke jalan.
"Kondisi ini sudah membuat petani tidak betah. Jika aspirasi kami diabaikan, kami akan menggelar aksi unjuk rasa dengan kekuatan 5.000 petani tebu dari seluruh Indonesia," tegasnya.
(agt/pta)