Presiden Prabowo Subianto mengungkap ada komisaris BUMN yang meraup tantiem hingga Rp40 miliar setahun. Padahal, komisaris terkait hanya menghadiri rapat sebulan sekali.
"Masa ada komisaris yang rapat 1 bulan sekali, tantiemnya Rp40 miliar setahun," ujar Prabowo dalam Pidato Presiden dalam Rangka Penyampaian Pengantar RAPBN 2026 beserta Nota Keuangan di DPR RI, Jakarta Pusat, Jumat (15/8).
Karenanya, ia telah menginstruksikan BPI Danantara untuk melakukan pembenahan. Mulai dari mengurangi jumlah anggota komisaris BUMN hingga menghilangkan tantiem bagi komisaris perusahaan pelat merah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, direksi BUMN yang perusahaannya rugi juga tidak berhak menerima tantiem.
"Tadinya pengelolaannya tak masuk akal, perusahaan rugi komisaris banyak. Saya potong setengah komsiarispaling banyakenam orang atau empat sampai lima. Saya hilangkan tantiem," ujarnya.
Apabila anggota direksi dan komisaris terkait keberatan, banyak anak muda yang siap menggantikan.
Prabowo mengingatkan BUMN harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar bisa optimal berkontribusi terhadap negara.
Dengan aset Rp1.000 triliun, menurut Prabowo, perusahaan pelat merah seharusnya bisa berkontribusi minimal US$50 miliar.
"BUMN minimal menyumbang US$50 miliar ke pendapatan negara. Kalau US$50 miliar APBN kita tidak akan defisit," ujarnya.
(sfr/agt)