Peran Surveyor Indonesia di Kemitraan IJEPA Dukung Akses Pasar Global
PT Surveyor Indonesia selaku lembaga Testing, Inspection, and Certification (TIC) Indonesia menerima mandat untuk memastikan penerapan skema perdagangan bebas dengan Jepang melalui Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) dapat berjalan efektif.
Tugas itu mencakup verifikasi industri pengguna User Specific Duty Free Scheme (USDFS), memantau pemanfaatan bahan baku impor, hingga menyusun laporan realisasi kepada pemerintah. Tujuannya, menjamin implementasi USDFS berjalan transparan, akuntabel, dan tepat sasaran, sehingga manfaat IJEPA dapat dirasakan lebih optimal oleh industri nasional, sekaligus memperkokoh posisi Indonesia di rantai pasok global.
Surveyor Indonesia menilai, skema USDFS dalam kerangka IJEPA membawa berbagai manfaat strategis bagi industri nasional. Dengan adanya tarif bea masuk 0 persen untuk bahan baku tertentu, pelaku usaha dapat menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan margin keuntungan.
"Kondisi ini membuat produk Indonesia lebih kompetitif, baik di pasar domestik maupun internasional, sekaligus membuka peluang investasi yang lebih besar, khususnya dari Jepang, melalui insentif tarif yang menarik," demikian pernyataan Surveyor Indonesia dalam rilis resmi, Rabu (3/9).
Selain itu, akses bahan baku impor menjadi lebih mudah dan murah, mendukung kelancaran proses produksi sektor-sektor prioritas seperti otomotif, elektronik, energi, hingga alat berat.
Skema ini diyakini tak hanya memperkuat perdagangan, tetapi juga memperdalam kemitraan ekonomi Indonesia-Jepang. Transfer teknologi dari Jepang, pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan dan peningkatan keterampilan, hingga dukungan diversifikasi pasar ekspor menjadikan IJEPA sebagai instrumen penting dalam memperkuat daya tahan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.
"Kehadiran Jepang dalam pembangunan infrastruktur strategis di Indonesia-mulai dari transportasi, pelabuhan, hingga energi-menambah nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Dengan manfaat yang komprehensif ini, implementasi USDFS-IJEPA menjadi motor penting bagi transformasi industri sekaligus memperkokoh posisi Indonesia di rantai pasok global," tutur Surveyor Indonesia.
Skema USDFS yang memberikan fasilitas pengurangan hingga pembebasan bea masuk bagi industri strategis nasional seperti otomotif, elektronik, alat berat, dan energi, dapat menekan biaya produksi sekaligus memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global.
Dalam mekanismenya, PT Surveyor Indonesia bertugas melakukan verifikasi industri yang mengajukan pemanfaatan fasilitas USDFS dengan menilai aspek legalitas, kapasitas produksi, hingga rencana penggunaan bahan baku impor.
Perusahaan yang dinyatakan memenuhi syarat akan memperoleh Surat Keterangan Verifikasi Industri (SKVI) yang berlaku selama 12 bulan. Selanjutnya, PT Surveyor Indonesia secara konsisten melakukan monitoring terhadap pemanfaatan bahan baku impor serta menyusun laporan realisasi yang disampaikan kepada Kementerian Perindustrian sebagai bahan evaluasi dan perumusan kebijakan.
Melalui peran strategis ini, PT Surveyor Indonesia tidak hanya memastikan kepatuhan industri terhadap ketentuan perjanjian internasional, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam menjembatani kepentingan perdagangan bebas dengan kebutuhan penguatan industri nasional.
Implementasi USDFS-IJEPA yang diawasi secara ketat diharapkan mampu membuka peluang investasi lebih besar, mendorong pertumbuhan sektor industri prioritas, serta memperkokoh posisi Indonesia dalam rantai pasok global.
Optimisme itu juga sejalan dengan pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) yang menegaskan manfaat besar dari implementasi perjanjian IJEPA.
"Dengan Protokol Perubahan IJEPA, ekspor Indonesia ke Jepang pasca implementasi diproyeksikan meningkat rata-rata 11,6 persen per tahun dalam periode 2024-2033. Pada 2028, ekspor Indonesia ke Jepang diperkirakan mencapai US$35,9 miliar, naik 58 persen dibandingkan 2023 yang tercatat sebesar US$20,8 miliar," kata Zulhas.
Ia menambahkan, Jepang juga memberikan perbaikan akses pasar bagi 112 pos tarif produk Indonesia, termasuk ikan segar dan olahan seperti tuna, cakalang, lobster, dan kerang; buah-buahan tropis; makanan dan minuman; serta bahan kimia organik.
Sementara di sisi lain, Indonesia membuka akses pasar bagi 25 pos tarif produk Jepang, khususnya besi dan baja serta otomotif.
(rea/rir)