Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) mengembangkan Pilot Plant Green Hydrogen di Ulubelu, Lampung. Proyek ini menjadi salah satu langkah nyata transisi energi bersih sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar melalui penciptaan lapangan kerja dan peluang investasi.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan bahwa pembangunan fasilitas tersebut melibatkan investasi signifikan dan menyerap tenaga kerja lintas bidang.
"Pilot Plant ini merupakan wujud bagaimana energi bersih membuka peluang baru. Selain mendukung target Net Zero Emission 2060, proyek ini juga menghadirkan multiplier effect berupa penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar," uajrnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama masa konstruksi, proyek ini menyerap ratusan tenaga kerja dari berbagai bidang keahlian. Pertamina secara khusus melibatkan tenaga kerja lokal sebagai bagian dari strategi memberikan dampak langsung kepada masyarakat di sekitar wilayah operasi.
Dari sisi lingkungan, green hydrogen yang diproduksi di Ulubelu jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan metode konvensional. Produksi grey hydrogen berbasis Steam Methane Reforming (SMR) menghasilkan emisi 12-14 kg CO₂ per kg H₂, sementara green hydrogen berbasis PLTP hanya menghasilkan sekitar 2 kg CO₂ per kg H₂.
Fadjar menekankan, komitmen Pertamina terhadap transisi energi tidak hanya berfokus pada penyediaan sumber energi yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga pada dampaknya terhadap masyarakat. Setiap langkah yang diambil diarahkan untuk menciptakan peluang kerja baru sekaligus menurunkan emisi karbon.
"Green Hydrogen Ulubelu adalah tonggak penting menuju Indonesia hijau dan berkelanjutan," tegas dia.
Investasi untuk pembangunan Pilot Plant Green Hydrogen Ulubelu mencapai US$3 juta. Dana tersebut dialokasikan untuk pengadaan teknologi electrolyzer berbasis Anion Exchange Membrane (AEM), pembangunan infrastruktur pendukung, serta kerja sama dengan berbagai vendor energi hijau.
Proyek ini telah resmi dimulai melalui acara groundbreaking pada Selasa (9/9), di Ulubelu, Lampung. Selain menghadirkan peluang kerja, keberadaan fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan masyarakat serta membuka jalan bagi ekosistem ekonomi baru yang ramah lingkungan.
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menambahkan bahwa pembangunan pilot project hidrogen hijau ini merupakan bagian dari strategi perseroan untuk masuk ke tahap beyond electricity.
"Proyek ini menjadi bagian penting dari upaya PGE membangun ekosistem green hydrogen secara end-to-end, mulai dari produksi, distribusi, hingga pemanfaatannya untuk mendukung transisi menuju industri rendah karbon," tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa fasilitas tersebut dirancang tidak hanya sebagai pusat inovasi, tetapi juga sebagai model yang dapat diterapkan di berbagai wilayah kerja panas bumi lainnya. Inisiatif ini sekaligus membuka peluang percepatan penerapan solusi off-grid bagi sektor transportasi dan industri rendah karbon.
"Ke depan, peta jalan pengembangan PGE juga mencakup hilirisasi green ammonia dan green methanol sebagai solusi energi masa depan," pungkas dia.
Melalui proyek ini, Pertamina menegaskan komitmennya dalam mendukung pencapaian target Net Zero Emission 2060 dengan terus mengembangkan energi bersih. Upaya ini juga menjadi bagian dari penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis perusahaan.
(rir)