Waskita Karya Sepakati Konstruksi Budidaya Ikan Senilai Rp238,86 Milia

Waskita Karya | CNN Indonesia
Minggu, 14 Sep 2025 17:14 WIB
Proyek konstruksi budidaya nila salin di eks TIR Karawang ini terdiri dari kolam pembesaran seluas 230 ha, dan kolam pembenihan dengan luas kurang lebih 36 ha.
Waskita Karya. (Foto: www.waskita.co.id)
Jakarta, CNN Indonesia --

Waskita Karya (WSKT) mendapatkan kontrak baru berupa Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun Penyelesaian Modelling Budidaya Ikan Nila Salin senilai Rp238,86 miliar di Eks Tambak Inti Rakyat (TIR) Karawang, Jawa Barat.

Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita mengatakan, pembangunan proyek itu untuk meningkatkan produksi ikan nila salin. Sehingga, permintaan tinggi dari pasar lokal dan pasar ekspor dapat terpenuhi.

"Diharap budidaya ikan nila salin dapat dikembangkan, dan dicontoh masyarakat pembudidaya, khususnya berada di Pantura (Pesisir Utara) Jawa. Pasalnya, saat ini masih banyak tambak terbengkalai atau idle, sehingga perlu dimanfaatkan," ujar Ermy.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan, masih ada sekitar 78 ribu hektare (ha) tambak idle di kawasan Pantura Jawa. Untuk itu, pemerintah berencana merevitalisasi lahan untuk menggenjot produktivitas perikanan, terutama nila salin.

Proyek konstruksi budidaya nila salin di eks TIR Karawang ini nantinya terdiri dari kolam pembesaran seluas 230 ha, dan kolam pembenihan dengan luas kurang lebih 36 ha. Kemudian, dilengkapi automatic feeder 102 unit, rumah jaga tambak enam unit, rumah genset 20 unit, dan penangkal petir 16 unit.

Budidaya ikan nila diyakini memiliki beragam potensi ekonomi. Tidak hanya diminati pasar, tapi juga membuka peluang produksi pakan ikan lebih banyak.

"Budidaya ikan nila salin diharap menyerap banyak tenaga kerja. Maka akan mendorong kesejahteraan masyarakat, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah," kata Ermy.

Ia menambahkan, vudidaya ikan nila salin disebut mampu mengurangi dampak terhadap lingkungan, karena memanfaatkan daerah berair payau, dan mempunyai Feed Conversion Ratio (FCR) lebih rendah, sehingga mengurangi beban ekosistem lokal.

"Kami terus berinovasi dalam mengerjakan proyek, termasuk pada pembangunan budidaya ini. Salah satunya dengan menggunakan geomembran sebagai dasar kolam budidaya," ujar Ermy.

Penggunaan geomembran itu bertujuan untuk menciptakan lingkungan kedap air stabil, menjaga kualitas air, dan meminimalisir kontaminasi tanah. Material itu turut mencegah kebocoran, mengurangi risiko luka pada ikan, memudahkan pembersihan, mengontrol suhu air, membuat ikan lebih segar, dan tidak bau tanah.

"Perseroan akan terus berkomitmen mendukung program pemerintah sekaligus memberdayakan masyarakat melalui pembangunan berbagai sarana, dan prasarana. Waskita percaya, makin banyak infrastruktur terbangun, makin cepat pula pemerataan ekonomi Indonesia bisa tercapai," tutup Ermy.

(rea/rir)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER