Pemerintah menyiapkan anggaran hampir Rp10 triliun untuk program hilirisasi sejumlah komoditas perkebunan strategis, termasuk kakao.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut dana tersebut akan dialokasikan untuk peremajaan (replanting) dan penanaman baru tanaman kelapa dalam, kakao, mente, kopi, lada, hingga pala.
"Kita rencana hilirisasi, yaitu replanting dan tanam baru, kelapa dalam, kakao, mete, kopi, lada, pala. Itu dianggarkan Rp9,9 triliun, kurang lebih Rp10 triliun," ujar Amran di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Jumat (19/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, program ini ditargetkan mampu mencakup 800 ribu hektare (ha) lahan di seluruh Indonesia dan membuka 1,6 juta lapangan kerja baru dalam dua tahun ke depan.
Lihat Juga :BREAKING NEWS Prabowo Tunjuk Dony Oskaria Jadi Plt Menteri BUMN |
"Dan ini bisa kita tanami 800 ribu ha seluruh Indonesia. Insyaallah membuka lapangan kerja 1,6 juta. Rencana kita dua tahun, selesai," tambahnya.
Amran menjelaskan kebijakan ini merupakan bagian dari program pangan nasional yang diarahkan Presiden Prabowo Subianto. Dalam 10 bulan masa kepemimpinannya, Prabowo telah menerbitkan 17 instruksi di sektor pangan.
Beberapa di antaranya adalah regulasi yang memungkinkan petani kembali memperoleh pupuk ZA bersubsidi, bantuan bibit senilai Rp200 miliar, hingga bantuan Rp1,6 triliun untuk bongkar ratoon tebu di seluruh Indonesia.
Ia menambahkan dukungan pemerintah juga mencakup pembangunan infrastruktur irigasi, oplah, hingga pompanisasi. Menurut Amran, rangkaian kebijakan tersebut mulai menunjukkan hasil nyata di sektor pangan.
"Insyaallah mudah-mudahan tiga bulan ke depan tidak ada aral melintang, tidak ada kondisi iklim ekstrem. Insyaallah tahun ini mudah-mudahan mimpi kita harusnya empat tahun swasembada pangan, khususnya beras, tapi tahun ini insyaallah bisa dicapai," ujarnya.
Program hilirisasi dinilai tidak hanya memperkuat daya saing komoditas perkebunan, tetapi juga membuka peluang kerja luas di pedesaan. Amran pun berpesan seluruh kebijakan ini dirancang untuk memberikan manfaat langsung kepada petani.
"Nah, ini kabar baik sekaligus kami sampaikan untuk petani Indonesia, petani singkong, petani tebu, petani pangan, perkebunan, dan seterusnya," katanya.
(del/dhf)