Harga minyak dunia bergerak turun tipis pada perdagangan Kamis (25/9) setelah investor mengambil untung menyusul lonjakan ke level tertinggi tujuh minggu sebelumnya.
Penurunan ini terjadi meski ada kekhawatiran bahwa serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia bisa mengganggu pasokan global.
Pada perdagangan pagi waktu GMT, kontrak berjangka Brent turun 18 sen atau 0,26 persen menjadi US$69,13 per barel, sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) turun 20 sen atau 0,31 persen menjadi US$64,79 per barel. Kedua patokan sebelumnya mencatat kenaikan 2,5 persen pada sesi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah menguji dan memantul dari bagian bawah rentang harganya awal pekan ini, minyak mentah kembali menuju batas atas rentang tersebut. Dengan kondisi ini, kemungkinan investor mengambil keuntungan ringan pagi ini," kata Tony Sycamore, analis pasar di IG, melansir Reuters.
Menurut laporan Energy Information Administration, harga minyak sebelumnya mendapat dukungan dari penurunan stok minyak mentah AS sebesar 607 ribu barel untuk pekan yang berakhir 19 September.
Penurunan ini mengejutkan analis yang memperkirakan kenaikan 235 ribu barel, meski lebih kecil dibandingkan penurunan 3,8 juta barel yang dilaporkan American Petroleum Institute.
Selain itu, kekhawatiran pasokan akibat perang Rusia-Ukraina turut menopang harga. Ukraina meningkatkan serangan drone terhadap fasilitas energi Rusia, termasuk kilang dan terminal ekspor, untuk menekan pendapatan ekspor Moskow. Sementara itu, Rusia menghadapi kekurangan beberapa jenis bahan bakar, dengan kemungkinan pembatasan ekspor jika diperlukan.
Namun, menurut laporan Haitong Securities, faktor lain yang menjaga harga minyak tetap kuat adalah belum adanya tekanan signifikan dari fundamental pasokan dan permintaan dalam beberapa minggu terakhir.
"Seiring berakhirnya musim puncak permintaan, ekspektasi tekanan pasokan berlebih belum tercermin pada harga," tulis laporan tersebut.
Laporan J.P. Morgan hingga 23 September mencatat pertumbuhan permintaan minyak global mencapai 800 ribu barel per hari, sedikit di bawah perkiraan 830 ribu barel per hari. Rata-rata permintaan minyak global bulan ini mencapai 104,4 juta barel per hari, sesuai dengan estimasi J.P. Morgan.
(del/dhf)