Harga minyak dunia turun hampir 1 persen pada perdagangan Senin (29/9), setelah wilayah Kurdistan di Irak kembali mengekspor minyak mentah melalui Turki pada akhir pekan, sementara OPEC+ berencana menaikkan produksi pada November mendatang.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent melemah 63 sen atau 0,90 persen menjadi US$69,50 per barel. Sebelumnya, Brent ditutup pada level tertinggi sejak 31 Juli.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) juga turun 65 sen atau 0,99 persen menjadi US$65,07 per barel, menghapus sebagian besar kenaikan yang tercatat pada Jumat lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kekhawatiran berlanjut terkait peningkatan produksi membatasi kenaikan harga, tetapi prospek ketat dalam jangka pendek membuat harga minyak bergerak dalam tekanan di awal pekan," kata Michael McCarthy, CEO platform investor Moomoo Australia dan Selandia Baru.
Minyak mentah mulai kembali mengalir pada Sabtu (27/9) melalui pipa dari wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak utara menuju Turki untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun, setelah tercapai kesepakatan sementara antara pemerintah pusat Irak, pemerintah regional Kurdistan (KRG), dan perusahaan minyak asing.
Kesepakatan tersebut memungkinkan 180 ribu hingga 190 ribu barel per hari diekspor ke pelabuhan Ceyhan di Turki, dan dapat meningkat hingga 230 ribu barel per hari ke pasar internasional.
Di sisi lain, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya atau OPEC+ kemungkinan menyetujui penambahan produksi setidaknya 137 ribu barel per hari dalam pertemuan pada Minggu (28/9).
Langkah ini didorong harga minyak yang tengah naik, sehingga kelompok produsen berupaya memperbesar pangsa pasar. Namun, OPEC+ masih memompa sekitar 500 ribu barel per hari lebih rendah dari target, sehingga pasar belum dibanjiri pasokan.
Pekan lalu, Brent dan WTI masing-masing melonjak lebih dari 4 persen, mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Juni, setelah serangan drone Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia memangkas ekspor bahan bakar negara tersebut.
Sebagai respons, Rusia melancarkan serangan besar ke Kyiv dan sejumlah wilayah Ukraina pada Minggu, dalam salah satu serangan paling gencar sejak invasi penuh dimulai.
(ldy/pta)