Bapanas Respons Temuan Titiek 1.200 Ton Beras Bulog Tak Layak Konsumsi

CNN Indonesia
Senin, 29 Sep 2025 20:15 WIB
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi buka suara terkait temuan Titiek Soeharto soal 1.200 ton beras Perum Bulog di Maluku Utara yang dinilai tak layak konsumsi.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi buka suara terkait temuan Titiek Soeharto soal 1.200 ton beras Perum Bulog di Maluku Utara yang dinilai tak layak konsumsi. (CNN Indonesia/Khaira Ummah Junaedi Putri).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi buka suara terkait temuan Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto mengenai 1.200 ton beras Perum Bulog di Maluku Utara yang dinilai tak layak konsumsi.

Arief mulanya memastikan bantuan pangan dari Bulog yang disalurkan ke masyarakat tetap dalam kondisi baik sehingga publik tidak perlu khawatir soal kualitas beras.

"Pokoknya prinsip yang pertama semua bantuan pangan yang sudah ditugaskan ke Bulog ini bulan Oktober-November harus dalam kondisi yang bagus, yang baik. Jadi, walaupun di gudang satu-du ada yang memang harus di-reprocess atau di-QC, sampai dengan ke konsumen harus kondisi baik," ujar Arief di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Senin (29/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait temuan 1.200 ton beras Bulog di Maluku Utara, Arief menegaskan kualitas beras tetap bisa dijaga melalui proses perawatan dan pengolahan ulang.

"Kalau saya ya, saya nomor satu adalah beras itu kondisinya harus bagus. Di Bulog itu ada namanya perawatan, ada juga namanya reprocessing. Biasanya disimpan berapa lama, itu kan karena dibanting ada yang pecah, itu juga biasanya bisa di-blower. Kalau tadi difumigasi, fumigasi itu artinya tetap food grade tetapi kutunya tidak bisa," jelasnya.

Ia menyebut stok yang ditemukan turun mutu memang harus melalui perbaikan terlebih dahulu. Untuk kasus di Maluku Utara, beras tersebut sudah dipersiapkan untuk direproses agar kembali layak konsumsi.

Arief juga memastikan Bulog diminta bertanggung jawab secara berjenjang, mulai dari pimpinan wilayah, cabang, hingga kepala gudang, agar pengawasan lebih ketat.

Menurut Arief, menjaga kualitas beras harus dilakukan sejak panen dengan standar kadar air 14 persen hingga penyimpanan di gudang. Ia menegaskan standar tersebut tidak boleh dikompromikan.

"Kalau disebutkan kadar air 14 persen, ya 14 persen. Enggak bisa, yang namanya standar adalah standar kalau mau baik," kata dia.

Arief kemudian mengingatkan bahwa stok Bulog harus terus didistribusikan agar tidak menumpuk dan menurun kualitasnya.

"Dari awal tahun sampai akhir tahun itu 1,5 juta ton harus keluar. Ini masih ada 1 juta ton yang harus dikeluarkan. Jadi ini harus di-refresh stock-nya juga," ujarnya.

Titiek Soeharto sebelumnya menemukan sekitar 1.200 ton beras turun kualitas saat melakukan inspeksi di gudang Bulog Tabahawa, Maluku Utara. Beras lokal tersebut tersimpan sejak Mei 2024 dan sebagian berubah warna menjadi abu-abu.

"Kalau disalurkan begini jelas tidak layak. Masyarakat harus makan beras yang sehat dan aman," ujarTitiek.

Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani membenarkan adanya penurunan kualitas sebagian stok dan memastikan beras tersebut sedang diproses ulang agar layak konsumsi.

Dari total stok nasional 3,9 juta ton, Bulog menyebut hanya kurang dari 0,1 persen yang perlu direproses.

Bulog sendiri memiliki prosedur pemeliharaan stok melalui Pengelolaan Hama Gudang Terpadu (PHGT), termasuk fumigasi, spraying, monitoring harian, hingga pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan terakhir pada Agustus 2025 menunjukkan beras Bulog masih memenuhi persyaratan kualitas.

[Gambas:Video CNN]

(del/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER