Purbaya Ungkap BBM-LPG 3 Kg Jauh dari Keekonomian, Ini Harga Aslinya

CNN Indonesia
Selasa, 30 Sep 2025 13:19 WIB
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan harga BBM, tarif listrik, hingga LPG 3 kilogram (kg) masih jauh dari keekonomian.
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan harga BBM, tarif listrik, hingga LPG 3 kilogram (kg) masih jauh dari keekonomian. (CNN Indonesia/Adi Ibrahim).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan harga bahan bakar minyak (BBM), tarif listrik, hingga LPG 3 kilogram (kg) masih jauh dari keekonomian.

"Harga jual BBM dan tarif listrik telah disesuaikan sejak 2022. Namun, belum mencapai harga keekonomian," ungkap Purbaya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta Pusat, Selasa (30/9).

"Selama ini pemerintah menanggung selisih antara harga keekonomian dan harga yang dibayar masyarakat melalui pemberian subsidi dan kompensasi, baik energi dan nonenergi," jelasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Purbaya mencontohkan harga asli pertalite Rp11.700 per liter. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menanggung Rp1.700 alias 15 persen dalam bentuk subsidi, sehingga harga pertalite di SPBU Pertamina hanya Rp10 ribu per liter.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi subsidi pertalite sepanjang 2024 adalah Rp56,1 triliun untuk 157,4 juta kendaraan.

Sementara, harga asli solar seharusnya Rp11.950 per liter. Kemudian, pemerintah menanggung beban subsidi 43 persen atau setara Rp5.150. Masyarakat pada akhirnya bisa membeli solar dengan harga Rp6.800 per liter.

"Untuk LPG 3 kg, subsidi mencapai 70 persen dari harga keekonomian," beber sang Bendahara Negara.

Harga asli LPG 3 kg adalah Rp42.750 per tabung. Berkat subsidi 70 persen atau Rp30 ribu, gas melon dihargai Rp12.750 saja untuk setiap tabungnya.

Purbaya juga melaporkan 41,5 juta orang menerima manfaat subsidi LPG 3 kg pada 2024.

Pemerintah juga memberikan subsidi listrik senilai Rp1.200 per kilowatt hour (kwh) untuk rumah tangga dengan daya 900 volt ampere (VA). Dengan begitu, tarif yang dibayarkan menjadi Rp600 per kwh.

"Pemerintah tetap berkomitmen untuk meningkatkan ketepatan sasaran melalui pemanfaatan data terpadu subsidi energi nasional yang menjadi fondasi transformasi subsidi berbasis penerima manfaat," janji Purbaya.

"Pagu subsidi dan kompensasi untuk 2025 sebesar Rp498,8 triliun dengan realisasi hingga Agustus (2025) mencapai Rp218 triliun atau sekitar 43,7 persen dari pagu tersebut. Realisasi ini menunjukkan penyaluran subsidi yang berjalan sesuai dengan target anggaran," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]

(skt/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER