Ditolak Vivo, Pertamina Ungkap Alasan BBM Pakai Campuran Etanol

CNN Indonesia
Jumat, 03 Okt 2025 10:38 WIB
SPBU Vivo membatalkan pembelian base fuel dari Pertamina karena keberatan dengan kandungan etanol 3,5 persen pada BBM.
SPBU Vivo membatalkan pembelian base fuel dari Pertamina karena keberatan dengan kandungan etanol 3,5 persen. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pertamina Patra Niaga menjelaskan penggunaan etanol dalam bahan bakar minyak (BBM) menyusul gaduh pembatalan pembelian base fuel oleh PT Vivo Energy Indonesia (Vivo).

Badan usaha swasta itu batal beli karena keberatan dengan kandungan etanol 3,5 persen pada BBM yang akan dipasok Pertamina.

Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun mengatakan pencampuran etanol ke dalam BBM merupakan praktik global untuk mengurangi emisi gas buang kendaraan berkurang, sehingga kualitas udara lebih baik. Etanol yang berasal dari tumbuhan tebu atau jagung diklaim lebih ramah lingkungan ketimbang bahan bakar fosil murni.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penggunaan etanol dalam BBM bukan hal baru, melainkan praktik yang sudah mapan secara global. Implementasi ini terbukti berhasil mengurangi emisi gas buang, menekan ketergantungan pada bahan bakar fosil murni, serta mendukung peningkatan perekonomian masyarakat lokal melalui pemanfaatan bahan baku pertanian," jelasnya dalam keterangan resmi, Jumat (3/10).

Roberth menegaskan Pertamina Patra Niaga berkomitmen terus mendukung kebijakan pemerintah menekan emisi karbon, sesuai Net Zero Emission 2060. Hadirnya BBM dengan campuran etanol disebut sebagai bukti nyata bahwa Indonesia siap mengikuti praktik terbaik internasional.

Pertamina kemudian mencontohkan praktik pencampuran etanol di BBM yang lumrah bagi sejumlah negara. Misalnya, Brasil sebagai pelopor penggunaan etanol berbasis tebu. Implementasi skala nasional di negara tersebut tembus 27 persen etanol alias E27 pada bensin.

Amerika Serikat (AS) juga punya program Renewable Fuel Standard (RFS). Negeri Paman Sam itu diklaim mewajibkan pencampuran etanol ke dalam bensin dengan kadar umum 10 persen etanol (E10) dan E85 untuk kendaraan fleksibel.

Di lain sisi, Uni Eropa turut mengadopsi campuran etanol dalam BBM melalui kebijakan Renewable Energy Directive (RED II). Campuran E10 menjadi standar di banyak negara Eropa, seperti Prancis, Jerman, dan Inggris sebagai standar untuk mengurangi polusi udara.

"Asia pun mulai mengadopsi kebijakan serupa, dengan India mendorong program etanol blending hingga 20 persen (E20) pada 2030 sebagai bagian dari roadmap menuju transportasi rendah karbon serta mendukung petani tebu," ujar Roberth.

Vivo yang kehabisan stok BBM mulanya sepakat membeli 40 ribu barel BBM dari Pertamina Patra Niaga. Kesepakatan awal terjadi pada Jumat (26/9), setelah proses business to business (B2B) Vivo dengan PPN.

Kendati demikian, Vivo mengaku tidak menutup kemungkinan kesepakatan bisa berlanjut jika Pertamina bisa memenuhi spesifikasi yang mereka inginkan.

[Gambas:Video CNN]

(skt/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER