Harga minyak mentah dunia sedikit naik perdagangan Jumat (3/10) setelah empat sesi penurunan berturut-turut.
Tren harga saat ini berada di jalur penurunan mingguan tertajam sejak akhir Juni. Harga jatuh karena kelompok negara-negara eksportir minyak yang tergabung dalam OPEC+ berencana meningkatkan produksi lebih lanjut, meskipun ada kekhawatiran kelebihan pasokan.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 18 sen atau 0,3 persen menjadi US$64,29 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 19 sen atau 0,3 persen menjadi US$60,67 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara mingguan, harga minyak Brent telah anjlok 8,3 persen, sementara WTI 7,6 persen atau lebih rendah.
OPEC+ kemungkinan akan sepakat untuk meningkatkan produksi minyak hingga 500 ribu barel per hari pada November, tiga kali lipat dari peningkatan pada Oktober. Peningkatan ini karena Arab Saudi berupaya merebut kembali pangsa pasar.
"Jika OPEC+ benar-benar mengumumkan peningkatan 500 ribu barel per hari akhir pekan ini, kemungkinan peningkatan tersebut cukup besar untuk menurunkan harga minyak mentah kembali, ke level support di US$58,00, sebelum menguji level terendah tahun ini di US$55,00," kata Tony Sycamore, seorang analis di IG, dikutip Reuters.
Potensi peningkatan pasokan OPEC+, perlambatan operasional kilang minyak mentah global akibat pemeliharaan, dan penurunan permintaan musiman dalam beberapa bulan mendatang diperkirakan akan mempercepat penumpukan stok minyak di AS dan negara-negara lain, menurut para analis.
Badan Informasi Energi (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah, bensin, dan distilat AS meningkat pekan lalu karena aktivitas dan permintaan kilang melemah.
"Kekhawatiran bahwa penutupan pemerintah AS akan membatasi aktivitas ekonomi dan dimulainya kembali ekspor minyak Kurdi Irak juga membebani harga minyak mentah," kata Sycamore.
Para menteri keuangan negara-negara G7 mengatakan mereka akan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia. Caranya, dengan menarget negara yang terus meningkatkan pembelian minyak Rusia.
(pta)