ESDM Ungkap Stok BBM di Shell Dkk Terancam Kosong Sampai Akhir Tahun

tim | CNN Indonesia
Jumat, 03 Okt 2025 15:15 WIB
Kementerian ESDM mengungkap kemungkinan stok BBM di SPBU swasta bisa kosong sampai akhir tahun bila Shell dkk tak kunjung sepakat dengan Pertamina.
Kementerian ESDM mengungkap kemungkinan stok BBM di SPBU swasta bisa kosong sampai akhir tahun bila Shell dkk. tak kunjung sepakat dengan Pertamina. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Laode Sulaeman mengungkap kemungkinan stok bahan bakar minyak (BBM) di SPBU swasta bisa kosong sampai akhir tahun.

Laode berkata risiko itu bisa terjadi bila badan usaha (BU) pengelola SPBU swasta belum juga mencapai kesepakatan dengan PT Pertamina (Persero) terkait pembelian bahan bakar minyak (BBM) jenis base fuel.

"Ya, ini pilihan ya, maksudnya (BBM) mau kosong sampai akhir tahun atau mau ada yang disepakati. Seperti itu yang saya dengar," kata Laode di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (3/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak buah Menteri ESDM Bahlil Lahadalia itu menjelaskan base fuel impor sudah dua kali dilakukan. Total dari dua kali impor itu 100 ribu barel.

Meski demikian, hingga kini belum ada kepastian apakah SPBU swasta seperti Shell, Vivo, BP-AKR, dan ExxonMobil sepakat untuk menyerap kargo tersebut.

"Kesepakatan tersebut saya akan dapatkan secara lengkap pada saat rapat nanti sore pukul 15.30 di Kantor Migas. Jadi mungkin kita tunggu saja nanti sore ya info yang lebih pasti lagi mengenai kesepakatan yang ada," ujarnya.

Meski demikian, Laode memastikan ketersediaan BBM secara nasional tidak akan terganggu. Jika kesepakatan batal, Pertamina akan menyerap base fuel itu untuk kebutuhan dalam negeri.

"Base fuel tetap terpakai, makanya kan disampaikan bahwa kelangkaan itu tidak akan terjadi. Kenapa? Karena kan sebenarnya ada, cuma yang satunya ada maunya yang tadi, yang satunya sudah ada di Pertamina. Kalau Pertamina itu enggak akan kehabisan," jelasnya.

Laode juga bicara soal kandungan etanol yang menjadi alasan sebagian BU swasta keberatan membeli BBM bvia Pertamina. Laode menegaskan hal itu masih sesuai spesifikasi resmi. Ia mencontohkan banyak negara yang sudah lebih dulu mengadopsi pencampuran etanol dalam bensin.

"Etanol itu di internasional sudah banyak yang pakai sebenarnya. Jadi tidak mengganggu performa, bahkan bagus dengan menggunakan etanol itu. Negara-negara yang punya industri hulunya etanol besar, kayak Brasil, mereka (kadar) E-nya itu sudah di atas 20-an persen. Jadi enggak ada masalah sih sebenarnya," tuturnya.

Laode bahkan menyinggung Shell, salah satu badan usaha yang belum bersepakat, yang di AS justru sudah terbiasa menggunakan etanol dalam bensin.

"Padahal kalau di Amerika saja Shell juga sudah pakai etanol. Di Amerika sendiri mereka bensinnya pakai etanol, saya bisa kasih lihat bukti-bukti itu," ujarnya.

Sebelumnya, SPBU swasta Vivo dan BP-AKR membatalkan pembelian base fuel impor dari Pertamina setelah menemukan kandungan etanol sekitar 3,5 persen. Meski masih sesuai ketentuan Kementerian ESDM, kedua perusahaan menolak melanjutkan kesepakatan.

Pertamina menegaskan pencampuran etanol hingga batas 20 persen merupakan praktik global untuk menekan emisi. Negosiasi antara Pertamina dan BU swasta kini kembali dilakukan melalui skema business-to-business (B2B).

[Gambas:Video CNN]

(del/dhf)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER