Kartu kredit memang menjadi salah satu alat pembayaran anti-ribet. Namun, jika tak hati-hati, penggunanya bisa terjebak ke dalam gaya hidup konsumtif.
Head of Advisory & Financial Planner Finansialku Shierly menyebut semua orang yang sudah memiliki penghasilan bisa dengan mudah mengajukan layanan credit card. Akan tetapi, hal tersebut tidak wajib dimiliki semua orang.
"Untuk seseorang bisa mendapatkan fasilitas kartu kredit, harus dinilai oleh bank terlebih dahulu apakah layak atau tidak. Dibandingkan layanan kredit bank lainnya, syarat pinjaman kartu kredit lebih ringan," kata Shierly kepada CNNIndonesia.com, Jumat (3/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shierly mencontohkan empat syarat yang biasanya harus dipenuhi dalam pengajuan kartu kredit. Pertama, memiliki penghasilan yang valid, stabil, dan sesuai batas minimum yang dipersyaratkan bank.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Tips Investasi Emas saat Harga Melonjak |
Kedua, melengkapi dokumen persyaratan, seperti slip penghasilan atau rekening koran serta dokumen identitas. Ketiga, memiliki riwayat kredit yang baik.
Keempat, rincian jumlah kartu kredit atau pinjaman lembaga keuangan lain yang sudah dimiliki.
"Secara perencana keuangan, walau kita sudah mendapat kepercayaan dari bank untuk fasilitas dan limit kartu kredit, bukan berarti kita bisa sesuka hati menggunakan pinjaman sampai batas limit. Kartu kredit sebaiknya tidak menjadi sarana untuk mendukung kebiasaan konsumtif kita," pesan Shierly.
Kartu kredit, menurut Shierly, sebenarnya bisa menjadi alat dalam membantu urusan keuangan. Syaratnya adalah menggunakan kartu kredit untuk tujuan produktif dan efektif. Upaya itu juga harus dibarengi tanggung jawab dalam pembayaran kredit.
Ada 5 tips yang diberikan Head of Advisory & Financial Planner Finansialku Shierly agar kartu kredit digunakan dengan benar.
Pertama, memperhatikan besarnya cicilan. Ia menegaskan jumlah cicilan konsumtif kartu kredit sebaiknya tidak melebihi 15 persen dari penghasilan bulanan atau total cicilan tak melampaui 35 persen penghasilan bulanan.
Kedua, memisahkan penggunaan kartu kredit untuk pengeluaran fixed dan variable. Pengeluaran fixed, seperti membayar tagihan rumah tangga. Sedangkan variable adalah belanja online, liburan, hingga makan di restoran.
"Boleh saja jika ingin menggunakan kartu kredit untuk pembayaran salah satu atau kedua pengeluaran tersebut. Tapi jika kedua pengeluaran tersebut sama-sama ingin menggunakan kartu kredit, sebaiknya gunakan 2 kartu terpisah untuk mempermudah budgeting," jelasnya.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Tips Mengelola Uang Saat Job Hugging Agar Finansial Tetap Sehat |
Ketiga, membayar tagihan kartu kredit tepat waktu. Shierly menyarankan untuk membayar full payment dan jangan dicicil.
Ia mengatakan bunga kartu kredit di Indonesia rata-rata 1,75 persen per bulan atau 21 persen setahun.
Keempat, membatasi jumlah kartu. Ia menyebut jumlah idealnya adalah 1 kartu sampai 2 kartu kredit sesuai kebutuhan, bukan koleksi karena mengejar promo.
Tips kelima adalah menggunakan promo dengan bijak. Shierly berpesan agar hanya memanfaatkan credit card untuk barang dan jasa yang memang dibutuhkan, bukan belanja karena tergiur diskon.
Perencana Keuangan Finante.id Rista Zwestika menegaskan tidak semua orang cocok mempunyai kartu kredit. Ia menyebut dasar paling penting adalah kesiapan mindset dan kondisi keuangan.
"Momen tepat untuk punya kartu kredit biasanya saat sudah punya gaji rutin, sering transaksi online atau traveling, butuh histori kredit, dan bisa mengendalikan pengeluaran sesuai anggaran," jelasnya.
Rista juga memberikan 4 alternatif yang bisa dipilih, selain kartu kredit. Ini berlaku jika tujuan utamanya adalah kemudahan transaksi dan keluwesan cashflow.
Pertama, debit card dengan fitur auto-debit atau virtual debit. Rista menegaskan kartu debit menjadi opsi yang aman dari gaya hidup konsumtif karena hanya bisa dipakai sesuai saldo.
Kedua, layanan paylater. Ia menyebut layanan ini mirip kartu kredit, tapi bunganya lebih tinggi. Rista menegaskan opsi paylater cocok jika benar-benar darurat.
Ketiga, Buy Now Pay Later (BNPL) syariah. Rista mencontohkan ada fintech syariah yang memakai akad murabahah atau ijarah sehingga bisa menjadi opsi lebih aman.
Keempat, line of credit dari bank alias rekening koran. Opsi ini hanya berlaku kalau memang butuh fleksibilitas cashflow bisnis.
"Intinya, kartu kredit itu cocok hanya untuk orang yang disiplin dan paham cara memakainya. Kalau masih sering lapar mata, lebih aman pakai debit atau tabungan khusus bulanan," pesan Rista.
(sfr)