Produksi liquefied petroleum gas (LPG) di wilayah kerja PT Pertamina EP (PEP) Zona 4 Regional 1 Sumatera melonjak signifikan sepanjang tahun ini.
Per September 2025, total produksi LPG tercatat 16.547 ton, naik 54,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 10.693 ton.
Kenaikan tajam ini sekaligus menegaskan peran strategis PEP Zona 4, terutama melalui Prabumulih Field, sebagai tulang punggung pasokan LPG domestik di wilayah Sumatera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari data perusahaan, rata-rata produksi harian LPG juga meningkat dari 39,6 metrik ton per hari menjadi 61,3 metrik ton per hari dalam satu tahun terakhir.
Peningkatan kinerja tersebut tak lepas dari kontribusi berbagai lapangan gas di bawah Zona 4, salah satunya Lapangan Limau Timur yang dikelola oleh PT Titis Sampurna sebagai operator operasi dan pemeliharaan fasilitas pengolahan gas (OEM). Dari lapangan inilah sebagian besar pasokan LPG dihasilkan dan diolah sebelum disalurkan ke jaringan distribusi nasional.
Operation & Production Superintendent PT Titis Sampurna Bambang Sri Hardono menjelaskan bahwa sejak awal 2025, perusahaan terus berupaya menjaga stabilitas produksi gas dan LPG melalui serangkaian inovasi dan perawatan fasilitas secara berkala.
"Untuk produk LPG, lifting kami rata-rata dari Januari hingga September 2025 mencapai 60,8 ton per hari, melampaui target harian kami di 56,8 ton," ujar Bambang dalam media briefing di Site LPG Plant Limau Timur, Prabumulih, Selasa (7/10).
"Kumulatifnya hingga September sudah mencapai 16.601 ton. Dari sisi LPG, ini cukup menggembirakan karena kami berhasil melampaui target yang ditetapkan," tambahnya.
Meski begitu, Bambang mengakui ada sejumlah tantangan teknis di lapangan, terutama dari sisi kondisi reservoir yang berfluktuasi dan berdampak pada aliran gas.
"Ada faktor-faktor alamiah yang memengaruhi tekanan reservoir, sehingga kami perlu menyesuaikan pola operasi. Tapi dengan langkah preventive maintenance yang disiplin, operasi kami tetap terjaga," jelasnya.
Titis Sampurna membagi kegiatan operasionalnya ke dalam beberapa divisi besar, seperti operation, maintenance, operation support, engineering support, hingga finance dan administrasi, yang seluruhnya saling terintegrasi untuk menjaga kelancaran proses lifting. Hingga kuartal ketiga 2025, tercatat lebih dari 230 kegiatan preventive maintenance telah diselesaikan.
Selain menjaga reliabilitas fasilitas eksisting, Titis Sampurna juga tengah menyiapkan proyek pengembangan di Lapangan Limau Timur untuk mendukung peningkatan kapasitas produksi LPG dan kondensat di tahun depan. Salah satunya melalui pembangunan pipa Fiber Reinforced Plastic (FRP) serta modifikasi fasilitas kompresor gas di beberapa stasiun utama.
"Dengan modifikasi di SP (Stasiun Pengumpul) Beringin A, kami memperoleh tambahan LPG sekitar 20 ton, sementara proyek modifikasi berikutnya di SKG-10 PMB dan SKG-3 di struktur Tundan dan Kemala diproyeksikan menambah 28 ton LPG serta 50 barel kondensat per hari," ungkap Bambang.
"Kalau semuanya rampung, produksi LPG bisa naik dari 60 ton per hari menjadi sekitar 86 ton per hari di awal 2026, dan kondensat kami naik ke 306 barel per hari," tuturnya.
Langkah ini, menurut Bambang, sejalan dengan komitmen Pertamina untuk menjaga pasokan energi domestik, khususnya di wilayah Sumatera.
Dengan terus mengoptimalkan potensi lapangan gas tua serta menambah efisiensi pengolahan, Titis Sampurna berperan penting memperkuat rantai pasok LPG nasional.
Data dari PEP Zona 4 menunjukkan bahwa peningkatan produksi LPG juga ditopang oleh penerapan teknologi CO2 Removal Plant dan LPG Processing Packages, yang memungkinkan proses pemurnian gas lebih efisien dan ramah lingkungan.
Selain itu, proyek lowering pressure turut membuka potensi gas dari sumur bertekanan rendah yang sebelumnya belum termanfaatkan optimal.
(del/pta)