Dirut Pertamina Target Merger 3 Anak Usaha Kelar Tahun Ini

CNN Indonesia
Rabu, 08 Okt 2025 00:02 WIB
PT Pertamina (Persero) menargetkan merger Pertamina Patra Niaga, Kilang Pertamina Internasional dan Pertamina International Shipping kelar sebelum akhir tahun.
PT Pertamina (Persero) menargetkan merger Pertamina Patra Niaga, Kilang Pertamina Internasional dan Pertamina International Shipping kelar sebelum akhir tahun. (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Pertamina (Persero) menargetkan penggabungan (merger) tiga anak usaha yakni Pertamina Patra Niaga (PPN), Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan Pertamina International Shipping (PIS) bisa selesai dalam waktu dekat atau sebelum tahun berakhir.

Direktur utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius mengatakan saat ini proses penggabungan tengah berjalan dan pihaknya akan meminta arahan Danantara sebagai pemegang saham terkait penggabungan ini.

"Jadi prosesnya masih berjalan, memang kita targetnya sebelum akhir Desember 2025 sudah restrukturisasi, itu sudah jalan," kata Simon ditemui usai acara Indonesia Langgas Berenergi yang digagas Detik dan CNN Indonesia, di Anjungan Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (7/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum akhir tahun, Simon berharap seluruh proses penggabungan sudah selesai dan ketiga anak usaha tersebut menjadi satu perusahaan.

"Mudah-mudahan (akhir Desember 2025) sudah eksekusi," ujarnya.

Sementara, rencana penggabungan Pelita Air ke Garuda Indonesia masih dalam tahap kajian. Namun, kedua perusahaan sudah sembari berjalan pembahasannya dan juga laporan ke Danantara.

"Jadi kalau memang bisa tergejar sebelum 2025 mungkin lebih cepat. Jadi sudah paralel semua sekarang," jelasnya.

Sebelumnya, Simon mengatakan penggabungan tiga anak usaha ini tujuannya agar peran perusahaan selaras dan sejalan dengan arah Danantara.

Alasan lain penggabungan karena laba salah satu dari tiga perusahaan turun yang disebabkan oleh lemahnya permintaan global karena kondisi yang tak menentu. Padahal, produksi kilang terus meningkat karena banyak kilang-kilang baru.

"Dengan demikian, dengan kondisi yang kurang favorable untuk kita, kilang ini marginnya kan semakin kecil. Nah, dengan marginnya semakin kecil, tentunya secara keseluruhan, secara konsolidasi kan akan berpengaruh kurang baik ke bottom line perusahaan," ujar Simon dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI, Kamis (11/9).

"Dengan demikian, supaya lebih efektif memang ada beberapa kajian di kita untuk menggabungkan antara Kilang, PIS, dan PPN," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER