Bahlil Sebut India hingga Amerika Juga Campur BBM dengan Etanol

CNN Indonesia
Kamis, 09 Okt 2025 18:48 WIB
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan bukan hanya Indonesia yang mencampur bahan bakar minyak (BBM) dengan etanol. (ANTARA FOTO/FAUZAN).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan sejumlah negara, seperti India dan Amerika Serikat (AS), juga mencampur bahan bakar minyak (BBM) dengan etanol.

Bahlil mengatakan hal ini tak hanya dilakukan Indonesia. Menurutnya, pencmpuran etanol ke BBM bukan hal baru. Hal ini sekaligus menjawab kritik publik terhadap rencana mandatori etanol 10 persen atau E10 yang akan diterapkan dalam beberapa tahun ke depan.

"Di Brasil, mereka mencampur bensinnya dengan etanol 27 persen secara mandatory, bahkan di beberapa negara bagian di beberapa provinsi mereka yang produksi etanolnya bagus, itu sudah ada yang pakai E100," kata Bahlil dalam acara Investor Daily Summit, Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (9/10).

Di Amerika Serikat, kata dia, kebijakan mandatori etanol mencapai E10. Bahkan, beberapa negara bagian bahkan telah menggunakan E85.

"Di India dan Thailand itu sudah E20, sementara Argentina E12. Jadi ini bukan hal baru, dan bukan hanya dilakukan oleh Indonesia," ujarnya.

Bahlil menjelaskan kebijakan pencampuran BBM dengan etanol memiliki dua tujuan utama. Pertama, untuk memanfaatkan sumber daya alam dalam negeri agar dapat mengurangi impor bahan bakar. Kedua, untuk mendorong energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

"Negara-negara lain melakukannya untuk mengurangi impor dan menciptakan energi yang bersih. Kita juga harus ke arah sana," jelasnya.

Selain itu, ia menyebutkan kebijakan ini juga berpotensi meningkatkan nilai tambah sektor pertanian dan perkebunan karena etanol dapat diproduksi dari tebu dan singkong.

"Dengan memanfaatkan bahan baku dari hasil pertanian kita, seperti tebu dan singkong, program ini bisa menciptakan lapangan kerja baru dan menggerakkan ekonomi daerah," pungkasnya Bahlil.

Menanggapi kritik di media sosial, Bahlil meminta publik tidak terburu-buru menilai negatif kebijakan tersebut. Ia menekankan, banyak negara telah membuktikan keberhasilan penggunaan etanol tanpa mengorbankan performa mesin maupun stabilitas harga BBM.

"Jadi sangat tidak benar kalau dibilang etanol itu enggak bagus. Buktinya di negara lain sudah pakai barang ini. Mungkin yang tidak bagus itu yang masih mau impor terus," tegasnya.

(ldy/dhf)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK