Harga Minyak Dunia Turun Gara-gara Kongsi Dagang AS-China Memanas

CNN Indonesia
Rabu, 15 Okt 2025 10:43 WIB
Harga minyak mentah dunia anjlok pada awal perdagangan Rabu (15/10) usai hubungan AS dan China memanas lagi gara-gara perang dagang. (Foto: Tangkapan layar twitter @@PIF_en)
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah dunia anjlok pada awal perdagangan Rabu (15/10) usai hubungan Amerika Serikat (AS) dan China memanas lagi gara-gara perang dagang.

Investor khawatir ribut-ribut dua raksasa ekonomi ini bakal menekan permintaan minyak mentah.

Selain itu, investor mempertimbangkan peringatan Badan Energi Internasional (IEA) tentang surplus pasokan pada 2026.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun 12 sen atau 0,19 persen menjadi US$62,27 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 10 sen atau 0,17 persen menjadi US$58,60 per barel.

Kemarin, kedua kontrak acuan itu ditutup pada level terendah dalam lima bulan.

Ketegangan perdagangan antara AS-China meningkat pekan lalu setelah Tiongkok mengumumkan perluasan besar-besaran kontrol ekspor tanah jarang.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif impor hingga 100 persen terhadap barang-barang Tiongkok. Trump juga memperketat pembatasan ekspor perangkat lunak mulai 1 November.

AS maupun China sama-sama mulai mengenakan biaya pelabuhan tambahan pada operator laut. Beijing juga mengumumkan sanksi terhadap lima anak perusahaan pembuat kapal Korea Selatan, Hanwha Ocean, yang terkait dengan AS.

"Di luar hubungan perdagangan AS-Tiongkok dan kemajuan perundingan, kunci harga minyak saat ini adalah tingkat kelebihan pasokan, yang tercermin dalam perubahan persediaan global," kata Yang An, analis di Haitong Futures, dikutip Reuters, Rabu (15/10).

Soal pasokan berlebih juga turut membuat harga minyak turun. Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pasar minyak global berpotensi menghadapi surplus tahun depan hingga 4 juta barel per hari.

Kelebihan pasokan lebih besar dari perkiraan sebelumnya, karena OPEC+ maupun pesaingnya meningkatkan produksi, sedangkan permintaan tetap lesu.

(pta)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK