Bos Bulog Klaim Sudah Salurkan 500 Ribu Ton Beras Murah ke Pasar-Ritel
Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengungkapkan hingga pertengahan Oktober 2025, Bulog telah menyalurkan lebih dari 500 ribu ton beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke berbagai pasar dan jaringan ritel di seluruh Indonesia.
"Beras SPHP yang sampai dengan hari ini sudah tembus lebih dari 500 ribu ton. Dan ini per hari kami jual ke pasar, salurkan maksimal di antara range-nya antara 5.000 ton sampai 6.000 ton per hari. Ini kami lakukan. Syukur Alhamdulillah ini berkat sinergi dari seluruh stakeholder," ujar Rizal dalam forum Agri Food Summit 2025 di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Kamis (16/10).
Agri Food Summit 2025 digelar dalam rangka Hari Pangan Dunia Sedunia 16 Oktober.
Ia menjelaskan penyaluran beras SPHP dilakukan melalui tujuh jalur distribusi, mulai dari pengecer pasar tradisional, Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih, instansi pemerintah pusat dan daerah, hingga TNI-Polri yang turut membantu penjualan di lokasi keramaian.
Lihat Juga : |
Selain itu, ritel modern, Rumah Pangan Kita (RPK) binaan Bulog, serta sejumlah BUMN seperti PT Pupuk Indonesia (Persero) dan PT Perkebunan Nusantara (Persero) atau PTPN juga ikut menyalurkan beras murah tersebut.
"Teman-teman TNI-Polri sampai jualan di pasar-pasar ataupun di tempat-tempat keramaian. Seperti kalau teman-teman lari car free day setiap minggu di (Bundaran) HI itu pasti ada yang jualan. Sampai seperti itu kami lakukan," jelas Rizal.
Dalam kesempatan itu, Rizal juga menyampaikan Bulog tengah menyiapkan perubahan sistem penyerapan gabah dan penguatan infrastruktur logistik.
Ke depan, Bulog akan bekerja sama dengan Kodes Merah Putih, yang dibentuk atas arahan Presiden Prabowo Subianto, untuk mempermudah pembelian hasil panen dari petani.
"Ke depan konteks ini akan kami ubah konsepnya. Nanti petani dibeli oleh Koperasi Merah Putih, dan kami akan beli dari Koperasi Merah Putih. Dengan begitu, ada keuntungan di koperasi, ada juga keuntungan di petani," tuturnya.
Bulog juga mendapatkan dukungan tambahan dari pemerintah berupa pembangunan 100 gudang baru di berbagai kabupaten dan kota yang belum memiliki fasilitas pergudangan. Langkah ini diharapkan dapat memperpendek rantai distribusi dan memperkuat kapasitas penyimpanan pangan nasional.
"Lokasi Bulog sekarang ada di 501 titik dengan total 1.529 gudang. Kalau ditambah 100 lagi berarti kami lebih kuat. Rencananya, gudang baru ini akan bersifat multifungsi, dilengkapi dengan dryer, Rice Milling Unit (RMU), bahkan silo, sehingga daya simpan gabah bisa lebih panjang," kata Rizal.
Menurutnya, silo mampu memperpanjang masa simpan beras hingga lebih dari tiga tahun, jauh lebih lama dibanding penyimpanan di gudang konvensional yang hanya bertahan 1 tahun hingga 1,5 tahun.
Langkah-langkah tersebut, kata Rizal, merupakan bagian dari upaya Bulog memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mendukung visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia pada 2045.
(del/agt)