AGRI FOOD SUMMIT 2025

Riset Bulog: Harga Pupuk Naik Rp1.000, Hasil Panen Turun 8 Persen

CNN Indonesia
Kamis, 16 Okt 2025 14:40 WIB
Bulog menyebut ketersediaan pupuk sangat krusial karena sekitar 62 persen hasil panen bergantung pada sistem pemupukan yang seimbang dan tepat waktu.
Bulog menyebut ketersediaan pupuk sangat krusial karena sekitar 62 persen hasil panen bergantung pada sistem pemupukan yang seimbang dan tepat waktu. (Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Supply Chain PT Pupuk Indonesia (Persero) Robby Setiabudi Madjid mengungkapkan kenaikan harga pupuk memiliki dampak langsung terhadap produktivitas pertanian nasional.

Berdasarkan kajian internal dan hasil penelitian, setiap kenaikan harga pupuk sebesar Rp1.000 per kilogram dapat menurunkan dosis pemupukan petani hingga 13 persen-14 persen, yang berimbas pada penurunan hasil panen sekitar 7,5 persen-8 persen atau setara 2,4 juta ton beras per tahun.

"Kalau harga pupuk itu naik saja Rp1.000 per kilo, petani rata-rata akan mengurangi dosis pupuknya 13-14 persen. Akumulasinya, produksi pertanian bisa turun 7,5-8 persen, atau setara dengan 2,4 juta ton beras dalam satu tahun," ujar Robby dalam forum Agri Food Summit 2025 di Jakarta, Kamis (16/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Robby menjelaskan dua aspek utama yang menentukan keberhasilan sistem pemupukan adalah ketersediaan (availability) dan keterjangkauan (affordability).

Ia menilai ketersediaan pupuk sangat krusial karena sekitar 62 persen hasil produksi pangan bergantung pada sistem pemupukan yang seimbang dan tepat waktu.

Menurutnya, ketika pupuk tidak tersedia atau harganya sulit dijangkau, petani cenderung menurunkan dosis penggunaan, yang pada akhirnya menekan hasil panen dan memengaruhi ketahanan pangan nasional.

"Petani itu sebenarnya pengusaha. Jadi ketika biaya input seperti pupuk naik, mereka otomatis akan menyesuaikan dosisnya. Inilah sebabnya menjaga ketersediaan dan keterjangkauan pupuk menjadi hal yang sangat strategis," ucap Robby.

Meski begitu, Robby menyebut saat ini Pupuk Indonesia telah berada di jalur yang benar dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Menurutnya, kondisi geografis dan kesuburan tanah Indonesia merupakan potensi besar yang dapat dioptimalkan, terutama dengan dukungan pemerintah melalui berbagai program peningkatan produktivitas pertanian.

"Kondisi kita sudah baik, Indonesia punya tanah subur, iklim tropis yang mendukung tanam dan panen sepanjang tahun. Kalau kondisi ini ditambah dengan penyempurnaan unsur input usaha tani, ini bisa menjadi lompatan besar di bidang ketahanan pangan," ujarnya.

Pupuk Indonesia, lanjut Robby, terus berupaya menjaga stabilitas pasokan dan harga melalui inovasi serta efisiensi rantai pasok.

Dukungan penuh dari pemerintah, menurutnya, menjadi faktor penting agar ketersediaan dan keterjangkauan pupuk dapat terus terjamin di tengah tekanan biaya produksi global yang meningkat.

Forum Agri Food Summit 2025 sendiri menjadi ruang dialog strategis antara pemerintah, industri, dan akademisi untuk membahas langkah konkret menuju ketahanan pangan berkelanjutan dan visi menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045.

[Gambas:Video CNN]

(del/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER