Manfaatkan AI Kelola Ribuan Sumur, PHR Bisa Hemat Rp762 M

CNN Indonesia
Jumat, 17 Okt 2025 08:18 WIB
PHR memanfaatkan teknologi DICE sejak 2023 untuk pemantauan terintegrasi dan realtime mulai dari pengeboran, pengapalan, lifting hingga operasional produksi.
PHR memanfaatkan teknologi DICE sejak 2023 untuk pemantauan terintegrasi dan realtime mulai dari pengeboran, pengapalan, lifting hingga operasional produksi. (Foto: ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI)
Pekanbaru, CNN Indonesia --

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bisa menghemat biaya operasional hingga ratusan miliar setelah memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mengelola ribuan sumur di Wilayah Kerja (WK) Rokan.

Digitalisasi yang dilakukan melalui Digital & Innovation Center (DICE) sejak tahun 2023 ini menjadi fasilitas andalan di WK Rokan untuk pemantauan terintegrasi. DICE sebagai pusat kendali operasional dan big data digunakan memantau kegiatan di lapangan secara real time, mulai dari pengeboran, pengapalan, lifting, inventory, hingga operasional produksi.

Operation Head Subsurface Development & Planning Zona Rokan Mochamad Taufan menjelaskan pemanfaatan teknologi AI merupakan bagian dari program Optimization Upstream (OPTIMUS) di lingkungan Subholding Upstream yang dapat meningkatkan efisiensi operasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hingga akhir tahun 2025, program OPTIMUS yang dijalankan PHR ditargetkan mampu menghasilkan efisiensi operasional hingga US$46 juta atau setara Rp762 miliar," ujar Taufan di Fasilitas DICE, Rumbai, Pekanbaru, Kamis (16/10).

Taufan mengatakan seluruh operasional ribuan sumur migas di WK Rokan kini bisa dimonitor di fasilitas DICE.

Selain mendorong efisiensi biaya, terang Taufan, pemanfaatan teknologi AI juga menjadi instrumen budaya perusahaan yang menekankan kolaborasi, optimalisasi proses, dan pemanfaatan teknologi sebagai cara kerja baru di lingkungan subholding upstream Pertamina.

"DICE membantu mengintegrasikan data-data terutama dari sumur yang jumlahnya ribuan sehingga bisa diolah menjadi suatu rekomendasi secara cepat dan tepat dengan menggunakan AI," imbuhnya.

Menurut Taufan, digitalisasi dan kecerdasan buatan dibutuhkan untuk mengolah data di WK Rokan yang memiliki operasional luas dan masif sehingga harus dikelola secara efektif dan efisien. Melalui bantuan AI, Rokan berhasil menahan laju penurunan produksi sebelum alih kelola dari sekitar 11 persen per tahun menjadi nol persen.

Taufan menuturkan fasilitas DICE dilengkapi 66 layar yang menampilkan data dan informasi dalam bentuk dashboard digital, di antaranya terkait pemantauan aktivitas pengeboran, jadwal pengeboran yang terintegrasi (Integrated Drilling Schedule), penyiapan lokasi pengeboran dan pembangunan fasilitas sumur minyak, hingga pengelolaan kegiatan produksi dan perawatan peralatan.

"Manajemen PHR menggunakan data dan pemantauan DICE sebagai pertimbangan untuk proses pengambilan keputusan," jelas Taufan.

WK Rokan memiliki luas wilayah 6.400 km2 dengan 12.600 sumur aktif, didukung 35 stasiun pengumpul, dan 13.200 km jaringan pipa alir dan 500 km jaringan shipping line.

"Jaringan pipa ini kalau dibentangkan dari Sabang sampai Merauke bisa hampir tiga kali bentangan. Pengeboran sumur pengembangan di WK Rokan juga sangat masif sekitar 500 sumur per tahun atau lebih dari 50 persen pengeboran sumur pengembangan di Indonesia ada di WK Rokan," tandas Taufan.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan WK Rokan menjadi salah satu sumber minyak andalan Pertamina. WK Rokan disebut mampu memproduksi minyak bumi setara 26 persen produksi minyak nasional.

"Pertamina berkomitmen meningkatkan produksi migas untuk mencapai ketahanan energi nasional. Pada WK Rokan kami melakukan berbagai upaya untuk menjaga laju produksi sehingga tingkat produksinya masih dapat terjaga dengan baik," terang Fadjar.

[Gambas:Video CNN]

(ryn/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER