Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem menyatakan tidak mau Aceh ketergantungan pasokan telur dan pakan ayam dari Sumatera Utara (Sumut).
Mualem mengatakan ada investor dari China yang akan berinvestasi peternakan ayam petelur di Aceh. Ia berkata investasi ini akan memutus ketergantungan dari Sumatera Utara soal komoditas tersebut.
"Kita tahu selama ini kita bergantung dengan Medan, seperti telur, pakan, dan lain sebagainya. Jadi kita tidak mau bicara besar-besar karena sikap mereka begitu. Jadi kita tidak mau bergantung mereka (Sumut) 100 persen," kata Mualem usai bertemu Baleg DPR RI di Meuligoe Gubernur Aceh, Banda Aceh, Selasa (21/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investor asal China tersebut sudah sepakat akan membangun pabrik peternakan ayam petelur dan pakan di Aceh. Nilai investasi mencapai US$130 juta atau sekitar Rp2 Triliun.
Mualem mengatakan peternakan itu akan segera dibangun. Menurutnya, butuh waktu satu tahun sampai peternakan itu bisa beroperasi.
"Lahannya sudah ada, pengerjaan setahun, ya 2027 sudah mulai beroperasilah," katanya.
"Jadi inilah langkah-langkah yang kita ambil, ya kita harus berdiri di atas kaki sendiri," imbuh Mualem.
Dilansir Antara, kebutuhan telur ayam di Aceh mencapai 2 juta butir per hari pada akhir 2024. Lebih dari 90 persen pasokan telur untuk Aceh berasal dari Sumatera Utara.
Salah seorang pemasok telur ayam yang juga Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Aceh Ramli berharap pemda mencari solusi ketergantungan pasokan telur dari Sumatera Utara. Ketergantungan ini membuat harga telur ayam di Aceh cenderung tinggi karena pemasok bisa mengalihkan pasokannya sewaktu-waktu ke daerah lain.
"Kalau terus ketergantungan pasokan dari luar, berapa banyak uang masyarakat Aceh lari ke provinsi lain. Selain itu dampaknya juga terhadap harga, jika permintaan seperti dari Pulau Jawa meningkat, maka harga ikut naik," kata Ramli dilansir Antara, 31 Desember 2024.
(dra/dhf)