Harga emas terus melaju naik jelang akhir 2025. Dalam dua pekan terakhir, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mencetak rekor baru.
Pada Jumat (17/10), harga emas Antam tembus Rp2.734.000 per gram di situs resmi Sahabat Pegadaian. Angka ini kembali memecahkan rekor, tertinggi dalam sejarah.
Analis memperkirakan tren penguatan ini masih berlanjut hingga akhir tahun. Pengamat pasar keuangan Ibrahim Assuaibi memprediksi harga emas Antam bisa tembus Rp3 juta per gram di akhir tahun
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai akhir tahun Rp3 juta per gram, saya sangat optimis. Penyebabnya adalah masalah geopolitik terutama antara Rusia dan Ukraina," katanya pada CNNIndonesia.com, Kamis (23/10).
Ia mengatakan walaupun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sudah berkali-kali menyampaikan ingin perang Rusia-Ukraina berakhir, tetapi jika wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia tidak dikembalikan, maka kemungkinan perang belum akan selesai. Dengan begitu, emas masih akan jadi incaran sebagai aset aman.
Tak hanya perang Rusia-Ukraina, Ibrahim melihat harga emas juga masih akan naik karena situasi politik AS yang memanas. Pasalnya, Trump dinilai terlalu ikut campur dalam bank sentral The Fed.
Kemudian, juga terjadi shutdown pemerintahan AS. Akibatnya, utang pemerintah AS naik lantaran masih wajib membayar kewajiban seperti gaji tentara serta gelontoran subsidi.
"Pada saat utangnya semakin banyak, bank sentral cara satu-satunya harus menurunkan suku bunga. Ini yang membuat ada kemungkinan emas akan terus mengalami kenaikan," katanya.
Dalam situasi harga emas yang masih akan naik, ia mengatakan saat ini masih waktu yang tepat untuk beli emas.
Sementara itu, analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan harga emas bisa saja menyentuh Rp3 juta per gram.
Ia mengatakan sentimen utama adalah perkembangan seputar hubungan China dengan AS baik dalam hal perdagangan maupun hubungan internasional. Sentimen lain adalah dolar AS di mana terkait dengan prospek suku bunga the Fed dan data-data ekonomi AS terutama tingkat inflasi dan pekerjaan.
"Harga emas masih akan terus naik paling tidak untuk 3 tahun kedepan, namun untuk sekarang harga sudah cukup tinggi" katanya.
Ia mengatakan bagi investor yang bagi yang sudah memiliki emas bisa menahan. Bagi yang belum punya, baiknya nunggu koreksi ataupun beli secara bertahap dalam rentang beberapa harga baik ketika turun maupun naik.
"Strategi membeli ini disebut dollar cost averaging yang cocok ketika harga sudah naik tinggi," katanya.
(fby/pta)